Dominique Diyose Ingin Lestarikan Budaya Membaca dan Mendongeng

20 November 2017 10:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dominique Agisca Diyose (Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dominique Agisca Diyose (Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kebahagiaan terpancar dari wajah model sekaligus pemain film, Dominique Diyose, saat ditemui kumparan. Memasuki masa kehamilannya yang ke 6, model cantik ini mulai melakukan beberapa aktivitas setelah sebelumnya sempat bed rest.
ADVERTISEMENT
Salah satu aktivitas yang dilakukan wanita yang akrab disapa Domi itu adalah mendongeng. Untuk pertama kalinya, Domi mendongeng di depan audiens yang lebih besar, biasanya ia mendongeng hanya untuk satu atau dua anak saja.
Mendongeng diakukan karena membaca dan berbagi cerita dengan anak-anak, membuat wanita kelahiran Semarang ini bahagia. Walaupun ia tidak memiliki metode khusus agar bisa menyampaikan dongeng dengan baik.
Dominique Agisca Diyose (Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dominique Agisca Diyose (Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan)
"Sebenarnya sih karena dasarnya aku suka baca, jadi aku lebih kepada mau sharing. Sebenarnya 'kan kalau mau sharing story apapun itu, dongeng-dongeng kecil, buat aku itu membahagiakan sekali," cerita Domi saat ditemui di Tanah Tingal, Tangerang Selatan, Minggu (19/11).
"Malah aku enggak ada pakeman gimana caranya buat story telling yang baik, yang penting bacain aja. Anak-anak juga 'kan imajinasinya besar banget, jadi kalau dengerin cerita satu kalimat, satu paragraf mereka pasti bisa ikutan imajinasi aja," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Pemain film ‘Berbagi Suami’ ini lebih memilih membacakan dongeng lokal yang berjudul 'Bawang Merah, Bawang Putih'. Dongeng tersebut menceritakan tentang sosok gadis bernama Bawang Putih yang baru saja ditinggal pergi sang ibu untuk selama-lamanya.
Kemudian di desa yang sama terdapat seorang janda dan anak yang bernama Bawang Merah. Ibu Bawang Merah mendekati ayah Bawang Putih. Singkat cerita, mereka akhirnya menikah, dan Bawang Merah serta Bawang Putih tinggal satu atap.
Lambat laun, sifat asli Ibu dan Bawang Merah pun terlihat. Mereka kerap menyiksa dan memberikan tugas-tugas pekerjaan rumah yang cukup banyak kepada Bawang Putih.
Sifat jahat Bawang Merah dan ibunya semakin tak terkendali manakala ayah Bawang Putih jatuh sakit hingga akhirnya meninggal. Bawang Putih bahkan sempat menghilang karena mencari baju ibu tirinya yang hanyut ke sungai. Anak-anak yang mendengarkan dongeng Domi semakin menunjukkan rasa ketertarikan.
Dominique Agisca Diyose (Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dominique Agisca Diyose (Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan)
Domi melanjutkan ceritanya. Bawang Putih ditemukan seorang nenek dan tinggal selama satu minggu di kediamannya. Selama tinggal bersama, Bawang Putih kerap membantu sang nenek dan diberi hadiah sebuah labu yang berisikan emas permata.
ADVERTISEMENT
Emas tersebut kemudian langsung direbut Bawang Merah dan ibunya dari Bawang Putih. Merasa tak cukup dengan apa yang telah direbutnya, Bawang Merah mencoba cara yang dilakukan Bawang Putih.
Namun, setelah bertemu dengan sang nenek, bukan sebuah labu yang berisi emas permata, tapi labu itu berisi binatang ular, kalajengking dan lainnya. Bawang Merah dan ibunya pun tewas diserang bintang tersebut.
Berdasarkan dongeng tersebut, Domi menilai banyak memiliki pelajaran moral yang baik untuk anak-anak. Sehingga anak-anak tersebut dapat berpikir untuk tidak menjadi orang jahat dan serakah agar tidak celaka.
"Aku pilih dongeng lokal, selain karena memang aku memilih untuk menceritakan dalam bahasa Indonesia, karena bagaimanapun 'kan kultur kita budaya Indonesia. Banyak banget cerita-cerita dan dongeng-dongeng sendiri yang bagus banget, dan pelajaran moralnya pun baik bagi anak-anak," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Melihat perkembangan zaman yang serba modern, membuat budaya mendongeng hampir dilupakan oleh sebagian besar orang. Padahal melalui mendongeng, akan banyak nilai positif yang bisa diambil.
Apalagi pada saat kecil, Domi kerap dibacakan dongeng oleh kedua orangtuanya. Sehingga ia ingin menjadikan budaya mendongeng dan membaca ditanamkan ke anak-anak sejak kecil.
"Jadi aku pikir hal seperti ini harus dilestarikan, harus diteruskan juga pada generasi berikutnya. Karena dengan memberikan cerita, mereka bisa ambil sesuatu, lalu mereka mulai tertarik untuk mencoba juga. Mereka bisa mengambil hal baik juga dari situ," tandas istri Ivan Handoyo tersebut.