Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Film '212 The Power of Love' Dilarang Tayang di Sejumlah Daerah
15 Mei 2018 22:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Aksi 212 yang dilakukan jutaan umat muslim pada Desember 2016, kini diangkat menjadi film layar lebar oleh sutradara Jastis Arimba. Namun, tidak sedikit pro dan kontra yang ditimbulkan dari film tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahkan di sejumlah daerah, film ‘212 The Power of Love’ sempat dicekal dan menimbulkan berbagai kontroversi di daerah. Misalnya penolakan penayangan di Manado dan Palangkaraya. Hal ini juga dilontarkan langsung oleh pemain utama Fauzi Baadilla .
“Iya, film ‘212 The Power Of Love’ emang ditolak diberbagai daerah. Mungkin karena hawa-hawa Indonesia belakangan yang agak-agak panas ya. Banyak perbedaan, banyak kejadian, banyak kepentingan, jadi ya mungkin terkena imbasnya,” ujar Fauzi saat ditemui di CGV, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat, Selasa (15/5).
"Pencekalannya ada yang menolak ditayangkan, ada yang nonton tapi dikawal, saya sempet lihat juga di awal. Terus berita-beritanya, ada surat-surat edaran dari pihak-pihak mana. Saya kira wajar sih, mengingat belakangan emang suhunya panas," lanjutnya.
Menurutnya, penolakan film ‘212 The Power of Love’ ini sebagai suatu hal wajar dalam dunia perfilman Tanah Air. Apalagi setiap orang memiliki pandangan yang berbeda.
ADVERTISEMENT
“Jadi yang kita tegaskan, kita sudah lulus lembaga sensor film, banyak pihak juga yang suka sama film ini, dan kemungkinan besar yang nolak mungkin dia 'alergi' dari awal,” kata pria berusia 38 tahun ini.
Fauzi juga tak memungkiri kejadian belakangan ini mengenai adanya teror bom di sejumlah daerah, menjadi salah satu dampak pada filmnya tersebut.
“Ya imbasnya mungkin saya meyakini imbas sana-sini kita kena. Saya sih di film ini latar belakangnya persatuan dan cinta. Jadi ya wajar orang agak-agak 'alergi' atau imajinasinya agak berlebihan,” tuturnya.
Tak dapat dipungkiri hal itu juga berimbas ke dalam kehidupan pribadi Fauzi yang kerap menerima berbagai komentar negatif. Namun, ia tak pernah mengambil pusing dan menganggapnya sebagai angin lalu.
ADVERTISEMENT
“Kalau saya pribadi mungkin saya sudah divaksin. Jadi saya enggak mau ambil pusing karena kalau kita terlalu sensitif kepada komentar-komentar, repot. Perasaan terganggu nanti, ya jadi biasa aja,” tandasnya.