Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Film Women from Rote Island Tayang di Bioskop pada 22 Februari 2024
25 Januari 2024 19:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, film Women from Rote Island mengangkat isu pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan dan laki-laki, termasuk kekerasan seksual.
Sebelum tayang di bioskop, film Women from Rote Island tayang perdana di A Window On Asian Cinema Busan International Film Festival pada 7 Oktober 2023.
Film ini berhasil meraih sejumlah penghargaan. Di Festival Film Indonesia 2023 misalnya, Women from Rote Island berhasil meraih penghargaan dalam kategori Penulis Skenario Asli Terbaik, Sutradara Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, dan Film Cerita Panjang Terbaik.
Selain itu, film Women from Rote Island juga meraih Direction Award di Jakarta Film Week 2023.
Harapan Sutradara soal Film Women from Rote Island
Sementara itu, sutradara film Women from Rote Island, Jeremias Nyangoen, mengatakan pihaknya berusaha menciptakan sesuatu yang tidak hanya memukau secara sinematik, tetapi juga menyentuh hati penonton.
ADVERTISEMENT
"Selama perjalanan ini, kami tidak hanya menggarap film, tetapi juga berusaha menyuarakan isu-isu yang mungkin terlupakan oleh masyarakat luas,” kata Jeremias.
Jeremias berharap film Women from Rote Island bisa membuat mata dan hati penonton terhadap kekerasan dan diskriminasi yang masih dihadapi oleh perempuan.
"Semoga kita bisa bersama-sama merespons isu ini dengan cara yang positif dan mendukung perubahan menuju masyarakat yang lebih adil dan setara," ucapnya.
Film Women from Rote Island bercerita tentang perjalanan Martha, seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang pulang ke Pulau Rote untuk menghadiri pemakaman ayahnya.
Namun, di balik kesedihan tersebut, Martha harus menghadapi traumanya sendiri akibat kekerasan seksual yang pernah ia alami.
Sejalan dengan itu, Orpa, ibu Martha, juga harus berjuang menghadapi kehidupan yang keras dan menghadapi realitas kekerasan dan diskriminasi.
ADVERTISEMENT