Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Gabung di 88rising, Stephanie Poetri Senang Diberi Kebebasan Berkarya
4 Desember 2022 14:58 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
I Love You 3000 membawa berkah untuk karier bermusik penyanyi Stephanie Poetri . Sebab, lagu itu membuat dirinya bisa merintis karier di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Setelah merilis lagu I Love You 3000 pada 2019, Stephanie Poetri langsung kebanjiran email dari sejumlah label musik yang menawarinya untuk bergabung.
Dari sekian banyak tawaran, ada satu label yang memang sudah Stephanie Poetri damba-dambakan. Dia ingin sekali bergabung ke label itu.
Label itu adalah 88rising, yang berhasil mengorbitkan banyak musisi, mulai dari Rich Brian hingga Nicole Zefanya alias NIKI.
Keinginan Stephanie Poetri untuk bergabung dengan 88rising ada kaitannya dengan Brian dan NIKI, yang merupakan penyanyi berdarah Indonesia.
“Di kepala aku sudah kayak ada Brian dan NIKI. Menurut aku, (88rising) sudah lebih mengerti dengan artis Indonesia dan keinginannya,” kata Stephanie kepada kumparan, Sabtu (3/12).
Stephanie Poetri Senang Bisa Gabung di 88rising
Stephanie Poetri merasa jika bergabung dengan 88rising, dia tetap bisa mempromosikan lagunya di kawasan Asia, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Karena itu, anak Titi DJ ini menerima tawaran untuk bergabung dengan 88rising. Setelah menandatangani kontrak, mereka mulai menjalin kerja sama.
Stephanie Poetri senang bisa bergabung dengan 88rising. Sebab, label memberikan kebebasan kepadanya untuk berkarya.
“Aku bebas banget. Aku beruntung banget sih, mereka benar-benar membolehkan aku ngapain saja,” tuturnya.
Selain itu, Stephanie Poetri merasa beruntung karena bisa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kariernya di dunia musik sampai ke kancah internasional.
Perempuan 22 tahun itu memutuskan pindah ke Amerika Serikat untuk mengembangkan karier bermusiknya. Setelah mendapat arahan, dia jadi mengetahui lagu seperti apa yang cocok untuknya.
“Sekarang aku sudah tahu, suaraku mau gimana dengan lagu-lagu baru, lebih style aku. Jadi untung mereka sabar sih dan akhirnya keluarin lagu yang lebih kayak aku,” ucapnya.
Setelah I Love You 3000, Stephanie Poetri merilis lagu Bad Haircut. Dia juga merilis album mini bertajuk AM:PM.
ADVERTISEMENT
Stephanie juga berkolaborasi dengan sejumlah musisi, salah satunya adalah Jackson Wang. Mereka membawakan I Love You 3000 II.
Dalam karier bermusiknya, Stephanie Poetri pernah meraih penghargaan Mnet Asian Music Awards (MAMA) 2019 untuk kategori Best New Asian Artist.
Pada akhir tahun ini, Stephanie Poetri 'pulang kampung' ke Indonesia. Dia menjadi salah satu penampil di Head In The Clouds Jakarta 2022 yang digelar 3-4 Desember 2022 di Community Park, PIK 2, Jakarta.
Head In The Clouds Jakarta 2022 juga merupakan event yang family friendly. Tidak ada minuman beralkohol saat event sehingga para penonton nyaman jika menonton dengan membawa anak kecil.
Musisi lain yang tergabung di 88rising adalah Rich Brian. Dia digaet 88rising berkat lagu Dat $tick miliknya viral di Soundcloud dan mendapat jutaan stream.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Brian viral di media sosial berkat berbagai video yang ia unggah di Vines. Di era 2010-an, Vines memang menjadi tempat yang sangat suportif dan ramah bagi kreator meme dari seluruh dunia.
Brian semakin dikenal oleh pegiat musik hip-hop dunia berkat Living The Dream, lagu kolaborasinya dengan DJ Smokey yang dirilis pada 2015.
Kemudian ada NIKI yang memulai perjalanan kariernya di dunia musik dengan meng-cover lagu dan mengunggahnya ke YouTube.
Suatu hari, NIKI berhasil memenangkan kontes Cornetto Road to Fame. Keberhasilannya tersebut membuatnya terpilih menjadi pembuka konser Taylor Swift bertajuk The Red Tour di Jakarta pada 2014 lalu. Dia kala itu masih berusia 15 tahun.
Dalam kanal YouTube Harper’s Bazaar, NIKI mengatakan orang-orang penasaran dan mencari tahu tentangnya usai penampilannya sebagai pembuka konser Taylor Swift.
ADVERTISEMENT
NIKI sempat mengunggah lagu-lagu karyanya ke kanal YouTube. Dia juga meluncurkan beberapa single, salah satunya adalah Awali Hari dengan Cinta yang dirilis pada 2014 lalu.
Tidak disangka-sangka, NIKI kemudian dihubungi oleh Rich Brian yang mengajaknya bergabung ke label 88rising. Dia kemudian sukses menaklukkan pasar musik Amerika Serikat.
Rapper asal Indonesia, Warren Hue, menjadi musisi Indonesia keempat dari Indonesia yang bergabung dengan label 88rising setelah Rich Brian, NIKI, dan Stephanie Poetri.
Dalam suatu wawancara video kepada kumparan, Warren Hue mengungkapkan awal mula bergabung dengan label musik besutan Sean Miyashiro tersebut. Dia bilang, sejak pertama memang sudah mengidolakan 88rising.
"88rising populer di Indonesia. Aku udah suka dari lama. Ya, gimana enggak suka? Ada musisi Indonesia yang go international. Itu jadi inspirasiku," kata Warren.
ADVERTISEMENT
Warren Hue dihubungi oleh pihak 88rising tidak lama setelah merilis lagu I Need U In The Summertime pada Agustus 2020. Pihak label menghubunginya dengan cara mengirimkan pesan ke Instagram.
“Mereka bilang, 'Hey, bro. Musik lo bagus'. Udah begitu aja. Cuma satu kalimat," kenang Warren.
Warren merasa senang. Dia akhirnya resmi bergabung dengan 88rising pada Maret 2021. Warren mengaku sejak awal berkarier di dunia musik, dia selalu ingin menggepakkan sayapnya hingga ke mancanegara.
"Aku udah tahu kalau aku enggak pengin cuma jadi rapper dan musisi di Indonesia. Aku punya potensi untuk ke kancah internasional. Aku enggak payah-payah amat ngerap. I am doing okay," ujar Warren.
Para musisi muda yang berada di bawah naungan 88rising terbilang sukses. Pengamat musik Aldo Sianturi memberikan tanggapan mengenai hal itu. Menurut dia, kesuksesan itu tidak terlepas dari kemampuan para musisi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Mereka masing-masing punya satu talenta dan bakat,” kata Aldo saat dihubungi kumparan, Jumat (2/12).
Selain itu, Aldo mengatakan, tentu ada faktor keberuntungan yang membuat mereka bisa meraih kesuksesan.
“Juga peruntungan. Semua itu menjadi sebuah harmonisasi perjalanan yang tidak bisa lepas dari profil mereka. Karena, tanpa campur tangan semesta juga, hal tersebut tidak mungkin terjadi," ucap Aldo.