Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ikut Bersuara soal Insiden Rafah, Katy Perry Desak Gencatan Senjata di Gaza
31 Mei 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pelantun lagu Roar itu mendesak gencatan senjata segera di Gaza. Lewat akun Instagram pribadinya, Perry me-repost pesan yang diunggah oleh Instagram UNICEF.
Penyanyi berusia 39 tahun itu menyampaikan kembali ucapan Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, yang membahas soal serangan Israel ke Gaza.
Serangan yang berlangsung selama kurang lebih tujuh bulan itu telah menewaskan ribuan orang. Selain itu, anak-anak Gaza juga kehilangan tempat tinggal dan kehidupannya gara-gara serangan tersebut.
“Gambaran anak-anak dan keluarga yang terbakar yang muncul dari tenda yang dibom di Rafah mengejutkan kita semua. Laporan pembunuhan terhadap anak-anak yang berlindung di tenda darurat adalah hal yang tidak masuk akal," kata Catherine Russell di Instagram UNICEF, yang diunggah ulang oleh Katy Perry .
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Russell menyampaikan bahwa mereka telah menyaksikan tragedi memilukan ini selama tujuh bulan. Ia mendesak agar gencatan senjata segera dilakukan oleh Israel dan Hamas.
“Harus ada gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera tanpa syarat, dan diakhirinya pembunuhan anak-anak yang tidak masuk akal," ujarnya.
Perry mematikan kolom komentar di Instagram tersebut. Namun, di unggahan lainnya, banyak netizen yang memuji Katy Perry karena sudah berani angkat bicara.
"Thank u for speaking up," tulis salah satu netizen.
"Thank you for being human," ujar yang lain.
"Thank you so much for speaking up on the brutality going on in Palestine and using your platform to do so," kata netizen lainnya.
Sebelumnya, Israel menembakkan delapan rudal ke tenda-tenda pengungsian yang terletak dekat gudang bantuan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di barat laut Rafah.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan bahwa krunya mengangkut sejumlah besar jenazah dan korban luka akibat serangan Israel tersebut.
Israel sebelumnya telah diminta Mahkamah Internasional untuk menghentikan serangan ke Rafah. Keputusan itu disampaikan pada Jumat (24/5).
"Segera menghentikan serangan militernya, dan tindakan lainnya di Kegubernuran Rafah, yang dapat berdampak pada kondisi kehidupan kelompok Palestina di Gaza yang dapat menyebabkan kehancuran fisik secara keseluruhan atau sebagian," kata Mahkamah Internasional dikutip dari AFP, Sabtu (25/5).