Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Asteroid sekaligus menjadi karya yang menandai fase baru Gamaliél dalam bermusik sebagai musisi independen alias indie. Ya, pria berusia 31 tahun tersebut mendirikan label musik sendiri, yakni Sélf Records.
Ketika bertandang ke kumparan, Gamaliél bercerita mengenai alasan mengapa dirinya lebih memilih untuk mendirikan label musik sendiri dibanding bernaung di label musik yang sudah ada.
"Aku, kan, satu dekade berada di sebuah entity. Sebenarnya aku belum siap mental juga untuk kayak berpindah dan lagi-lagi di bawah another entity gitu," ucap Gamaliél membuka kisahnya.
Ya, bersama GAC, Gamaliél selama 10 tahun berkarya di bawah naungan Sony Music Entertainment Indonesia. Setelah lepas dari label musik tersebut, ia rupanya merasa tak siap untuk bergabung dengan perusahaan rekaman lainnya.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, Gamaliél merasa ingin lebih mengembangkan diri. Menurutnya, salah satu cara yang tepat adalah dengan mendirikan label musik sendiri.
"Karena pengin belajar juga. Itu, sih. Karena aku merasa aku sudah meng-invest begitu banyak waktu dan energi di musik. Ya, sudah, kita panjangin aja gitu, kan, kita kulik lagi lebih dalam, 'Apa, sih, yang selama ini mungkin belum kejadian? Kenapa enggak kejadian? Gimana cara bikin itu terjadi?' Jadi, ya, dengan keinginan ingin belajar itulah akhirnya aku tergerak untuk bikin label dan manajemen sendiri," bebernya.
Gamaliél juga merasa dirinya memiliki bakat untuk bisa menemukan talenta-talenta baru dalam dunia musik. Pemilik nama lengkap Gamaliel Krisatya Tapiheru itu berharap, bersama Sélf Records, nantinya ia bisa melahirkan para musisi-musisi baru yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
Bakat tersebut ia sadari ketika menjadi juri dalam ajang pencarian bakat Social Media Sensation pada 2016 lalu. Saat itu, ia melihat bakat terpendam dalam diri salah satu peserta yang adalah Nadin Amizah.
"Itu kayak aku jurinya dia somehow di sebuah stasiun TV. Terus, dia enggak menang. Tapi, aku suka banget suaranya gitu, kan. Habis itu aku lihat Instagram-nya kayak, 'Wow, kayaknya anak ini punya visi, deh.' Bukan kayak, 'Oh, ya, penyanyi, suaranya bagus,' gitu doang," ungkap Gamaliél.
Setelahnya, Gamaliél pun menjalin komunikasi dengan Nadin Amizah. Di tengah padatnya kesibukan bersama GAC, ia memberikan bantuan berupa saran dan nasihat untuk Nadin terkait karier bermusik.
"Akhirnya aku sering kayak teleponan sama dia, curhat-curhat. Aku sharing apa yang aku tahu. Dia ditawarin beberapa label. Aku kasih tahu, yang aku tahu, ya, dengan ada takut-takutnya, 'Aduh, jangan sampai anak ini dibuat seperti seseorang yang enggak dia inginkan,' karena talent dan taste-nya ada banget," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Dari momen itulah salah satunya yang bikin aku kayak, 'Aduh, pengin, deh, membuat rilisan yang digodok bersama dari awal.' Bukan yang kayak, 'Oh, iya, sudah jadi. Terus, diapain, nih?'" pungkas Gamaliél.