Ita Purnamasari Bangga Memperkenalkan Budaya Indonesia di Eropa

26 September 2018 11:15 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ita Purnamasari. (Foto: Munady Widjaja/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ita Purnamasari. (Foto: Munady Widjaja/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pada 3 Oktober mendatang, Ari Lasso akan menggelar intimate concert bertajuk 'Mengejar Matahari' di The Pallas, SCBD, Jakarta Selatan. Dalam konser itu, Ari akan berkolaborasi dengan dua kontestan Indonesian Idol, Brisia Jodie dan Ghea, serta Ita Purnamasari, penyanyi senior yang tenar di era '80-an.
ADVERTISEMENT
Dahulu, Ita dikenal karena aksi panggungnya yang nge-rock lengkap dengan celana kulit ketat dan jaket ala bikers. Bukan cuma itu, Ita juga punya beberapa lagu andalan yang masih terus dikenang hingga kini, seperti 'Sanggupkah Aku?', 'Rindu Sampai Mati', dan 'Biarkanlah'.
Kini, Ita belum juga meninggalkan dunia musik dan terjun semakin dalam bersama sang suami, Dwiki Dharmawan, ketua YAMI dan keyboardist grup musik jazz Krakatau. Ditemui saat menghadiri konferensi pers konser 'Mengejar Matahari' di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (25/9), Ita membeberkan kunci suksesnya berkarya hingga tiga dekade di industri musik Indonesia.
"Prinsip saya, usia tidak mengenal batasan untuk kita tetap berkarya. Alhamdulillah, single terbaru saya, 'Izinkanlah', masuk nominasi AMI Awards 2018," ungkap Ita Purnamasari.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, Ita juga ikut dalam program pemerintah untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke tanah Eropa bersama Dwiki. Selain menceritakan destinasi promo budaya Indonesia di Eropa, Ita juga mengungkapkan rasa bangganya bisa terpilih sebagai artis yang bekerja sama langsung dengan pemerintah di program tersebut.
"Kami melawat ke Portugal, Azerbaijan, dan Laos terakhir kemarin. Selama tiga minggu, kita mempromosikan Indonesia di mancanegara. Kebetulan, bareng Kementerian Pariwisata, jadi kita benar-benar mempromosikan musik Indonesia dan budaya Indonesia," tuturnya.
Ita Purnamasari. (Foto: Munady Widjaja/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ita Purnamasari. (Foto: Munady Widjaja/kumparan)
Ita mengaku sambutan masyarakat Eropa sangat baik terhadap budaya dan musik Indonesia. Tak jarang, Ita dan Dwiki disambut dengan standing ovation dari penonton yang menyaksikan aksinya. Semua itu mereka raih berkat eksperimen penggabungan musik etnik Indonesia dan musik Barat ala Eropa.
ADVERTISEMENT
"Karya original Mas Dwiki dikolaborasi dengan musisi setempat, bahasanya memang Indonesia dan inggris. Masyarakat di sana memberi apresiasi yang hebat biar pun enggak tahu arti lagunya. Saya juga membawakan medley lagu daerah Indonesia, seperti 'Yamko Rambe Yamko' dan 'Dari Sabang Sampai Merauke'. Tapi, aransemen ala-ala Mas Dwiki, techno jazz," ujar Ita bangga.
Terakhir, Ita mengakui bahwa dirinya mampu bertahan lama di industri hiburan Indonesia dan dipercaya sebagai salah satu artis perwakilan Indonesia di mancanegara berkat ilmu dari sang suami. Dwiki membawa Ita Purnamasari keluar dari zona nyamannya di musik pop rock sehingga dirinya menjadi ahli mencipta karya musik dengan nuansa beragam.
"Sejak menikah dengan Mas Dwiki wawasan bermusik saya nambah. Jadi, enggak hanya berkutat di pop rock, tapi banyak menyanyikan lagu jazz dan berimprovisasi dengan musik lain. Mau enggak mau saya harus banyak belajar dan itu pengalaman yang menyenangkan buat saya," tutupnya.
ADVERTISEMENT