Jadi Pembicara di BIFAN, Shanty Harmayn Harap Sistem Matching Fund Dilanjutkan

12 Juli 2024 15:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produser Shanty Harmayn jadi pembicara dalam Made in Asia Forum: Co-production beyond Pan Asia di BIFAN 2024. Foto: Poplicist/Arman Febryan
zoom-in-whitePerbesar
Produser Shanty Harmayn jadi pembicara dalam Made in Asia Forum: Co-production beyond Pan Asia di BIFAN 2024. Foto: Poplicist/Arman Febryan
ADVERTISEMENT
Produser Shanty Harmayn menjadi salah satu pembicara dalam Made in Asia Forum: Co-production beyond Pan Asia. Panel diskusi ini merupakan rangkaian acara dalam 28th Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN).
ADVERTISEMENT
Selain Shanty Harmayn, Made in Asia Forum: Co-production beyond Pan Asia juga melibatkan beberapa sineas dari negara lain seperti Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, Singapura, Prancis, UK/USA.
Para panelis dari berbagai negara tersebut, saling mengemukakan pendapatnya terkait pentingnya ko-produksi dalam industri perfilman, khususnya negara-negara di Asia.
"Judulnya sudah menarik, Made in Asia Forum, karena kebetulan region Asia itu di dalam industri perfilman itu adalah region yang sedang berkembang yang paling exciting salah satunya adalah Indonesia," kata Shanty di Webtoon Convergence Center, Bucheon, Korea Selatan, Selasa (9/7).
Produser Shanty Harmayn jadi pembicara dalam Made in Asia Forum: Co-production beyond Pan Asia di BIFAN 2024. Foto: Poplicist/Arman Febryan
Shanty merasa senang bisa ikut bertukar pikiran dalam forum tersebut. Dia juga menjelaskan pentingnya ko-produksi untuk para sineas, khususnya bagi mereka yang masih menjadi pendatang baru di industri perfilman.
ADVERTISEMENT
"(Ko-produksi itu) Baik untuk first time filmmaker, emerging filmmaker, untuk memulai karirnya melalui sebuah ko-produksi, karena ada lab, ada pendanaan juga dari beberapa negara," tutur Shanty.
"Kedua, untuk proyek-proyek yang ingin sedikit ambisius, ingin push boundaries, ingin mencoba sesuatu yang baru, ko-produksi juga sebuah kendaraan yang baik," tambahnya.
Devano Danendra dan Sidharta Tata dalam pemutaran film Malam Pencabut Nyawa di BIFAN 2024. Foto: Poplicist/Arman Febryan
Salah satu hal terpenting dalam ko-produksi adalah bagaimana para sineas bisa mendistribusikan film mereka ke teritori lain, sehingga para sineas bisa menjajaki pasar internasional.
"Saya baru aja selesai dengan film saya Respati (Malam Pencabut Nyawa) ini ko-produksi dengan Korea dan kebetulan co-producer kami, Barunson E&A dari Korea juga adalah yang menjual, distributor kita, sales agent kita untuk menjual ke negara-negara lain," ucap Shanty.
ADVERTISEMENT
Shanty menyatakan betapa efektifnya dukungan pemerintah melalui skema pendanaan matching fund yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Shanty Harmayn Ungkap Pentingnya Dukungan Pemerintah Lewat Matching Fund

Lewat skema matching fund, pemerintah akan memadankan dukungan pendanaan institusi perfilman dunia untuk projek film yang melibatkan sineas Indonesia. "Menurut saya ini adalah sebuah support pemerintah yang penting sekali," kata Shanty.
Mengenai poin tersebut, moderator sempat bertanya bagaimana dengan kelanjutan program tersebut jelang pergantian pemerintahan. Shanty berharap program tersebut bisa terus berlanjut.
"Sebenarnya saya mengharapkan dari pemerintahan yang baru bisa mengidentifikasi bahwa apa yang sudah dilakukan oleh Kementerian Dikbud perihal film dan dana Indonesiana ini adalah sebuah effort yang luar biasa," ucap Shanty.
ADVERTISEMENT