Jalan Panjang Kasus Pelecehan Seksual Harvey Weinstein

27 Februari 2020 13:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harvey Weinstein. Foto: Johannes EISELE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Harvey Weinstein. Foto: Johannes EISELE / AFP
ADVERTISEMENT
Produser film Hollywood Harvey Weinstein dinyatakan bersalah oleh pengadilan di Manhattan, Amerika Serikat, Senin (24/2). Dia didakwa melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap sejumlah orang.
ADVERTISEMENT
Kasus yang bergulir sejak tahun 2017, diawali investigasi The New York Times. Mereka mengungkap, perbuatan keji Harvey telah ia lakukan bertahun-tahun. Sejak laporan itu tayang, banyak korban bersuara, termasuk aktris Rose McGowan dan Ashley Judd.
Di dunia hiburan, Harvey Weinstein bukanlah nama sembarangan. Bagi beberapa orang Harvey bak “Tuhan”. Dia bisa meroketkan karir keartisan seseorang dalam sekejap. Sama cepatnya ketika dia ingin menghancurkan karir mereka. Makanya, mengadili Harvey merupakan perjuangan besar.
Sejak dekade 1970-an Harvey memulai karir di industri film. Ia turut mendirikan Miramax, salah satu studio besar yang memproduksi dan mendistribusikan film dan program televisi di Amerika Serikat. Lambat laun, Miramax berkembang dari studio film independen yang berskala besar.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1993, Miramax diakuisisi oleh The Walt Disney Company, studio yang bisa dibilang terbesar saat ini. Harvey kemudian keluar dari Miramax dan mendirikan studio Weinstein Company di tahun 2005.
Selama berkarir, ia telah memproduseri lebih dari 300 judul film dan program televisi. Beberapa di antaranya, Pulp Fiction (1994), Good Will Hunting (1997), Shakespeare in Love (1998), Trilogi The Lord of the Rings (2001-2003), Sin City (2005), hingga Paddington (2014). Film-filmnya mengoleksi total 81 piala Oscar dalam berbagai kategori.
Nama Harvey pun kerap disebut saat malam penganugerahan The Academy Awards. Dilansir dari Quartz, nama Harvey Weinstein telah disebut 34 kali (1966-2016). Hanya kalah dari Stephen Spielberg yang disebutkan lebih sering. Bahkan, angka itu setara dengan jumlah nama Tuhan yang diucapkan para penerima piala Oscar.
ADVERTISEMENT
Skandal Pelecehan Seksual
Kegemilangan dan torehan besar tersebut seakan menutupi dugaan kejahatannya terhadap banyak perempuan. Berdasarkan keterangan korban, Harvey melakukan pelecehan seksual sejak dekade 80-an. Jumlah korbannya diperkirakan lebih dari 80 perempuan yang bekerja di industri film.
Courtney Love, musisi dan istri dari mendiang Kurt Cobain dalam sebuah video pernah memperingatkan kelakuan Harvey Weinstein. Yakni, pada 2005, ketika ia dimintai saran terkait perempuan yang ingin memulai karier di Hollywood.
Courtney sempat ragu, ia berpikir dan menimbang kembali apa yang mau diucapkan. Lalu, ia menjawab dengan agak cepat.
“Jika Harvey Weinstein mengundangmu ke pesta pribadi di Four Season, jangan datang!” ucapnya.
Peringatan Courtney itu, sayangnya tidak direspons serius pada masa itu. Nama dan pengaruh Harvey Weinstein di industri hiburan terlalu besar untuk dilawan. Bahkan, sebelum memberikan peringatan itu, Courtney berkata, “Aku akan dituntut mencemarkan nama baik jika mengatakannya.”
ADVERTISEMENT
Terbukti, kasus Harvey seringkali berakhir tanpa kejelasan. Korban yang melaporkan diduga mendapat intimidasi untuk mencabut laporan mereka. Jika menolak, Harvey dapat ‘mengerahkan’ kekuasaannya untuk mempengaruhi opini publik dan berbalik menyerang pelapor.
Padahal, banyak pelaku industri hiburan, terutama orang-orang yang pernah bekerja dengannya mengetahui perbuatan Harvey. Namun, mereka memilih bungkam. Jika tidak, maka Harvey sendiri yang akan membungkam mereka.
The New York Times juga menulis bagaimana Harvey “kebal” dari jerat hukum. Dalam hal ini, terkait kedekatan Harvey dengan sejumlah politikus. Harvey yang juga pendukung Partai Demokrat itu mengaku, akrab dengan Bill dan Hillary Clinton hingga Barack Obama.
Selain mengumbar kedekatan dengan politikus, Harvey juga melakukan berbagai tindakan untuk melindungi reputasinya. Misalnya, pada 2016, dia menyewa jasa detektif swasta untuk memata-matai salah seorang korban, Rose McGowan.
ADVERTISEMENT
Tidak berhenti di sana, pada 2018 Harvey mengirimkan pesan pada mantan manajer Rose McGowan, Jill Messick. Isinya, berupa bantahan terhadap laporan terhadap Harvey. Beberapa waktu setelahnya, Jill pun bunuh diri. Insiden itu kemudian menjadi bumerang bagi Rose McGowan. Ia dijadikan kambing hitam oleh Harvey dan media.
Setelah pemberitaan The New York Times, kasus ini terus bergulir dan membesar. Semakin banyak korban yang berani buka suara untuk melapor. Beriringan dengan gerakan #MeToo yang juga digaungkan di AS. Momen yang yang membuat dukungan publik berbalik melawan Harvey. Bahkan, bisnisnya pun turut kandas dalam kebangkrutan.
Meher Tatna Mengenakan Pin Time's Up saat Membacakan Nominasi di Golden Globes 2018. Foto: Paul Drinkwater/ NBC Universal/ Handout via Reuters
Salah satu aksi yang mencuri perhatian dilakukan pada Golden Globes 2018. Saat itu, hampir semua perempuan yang menghadiri malam penganugerahan itu mengenakan pakaian berwarna hitam. Beberapa juga terlihat mengenakan pin bertuliskan ‘Time’s Up’. Gerakan tersebut berupaya menyuarakan kesetaraan perempuan dalam industri termasuk keberpihakan hukum pada kasus Harvey.
ADVERTISEMENT
Pada sebuah interview saat Golden Globes, Gary Oldman ditanya tentang alasannya mengenakan pakaian warna hitam. Gary menjawab “Saya terkejut ketika kasus Harvey mencuat. Ini adalah momentum perubahan dan niat baik untuk berubah. Saya memakai pakaian berwarna hitam malam ini sebagai bentuk solidaritas.”
Mereka yang Memperjuangkan Keadilan
Diadilinya Harvey menjadi kabar baik bagi perempuan-perempuan yang selama ini berjuang mendapatkan keadilan. Pada persidangan, Senin (24/2), para penggugat Harvey memberikan pernyataan.
Isi pernyataan tersebut kurang lebih sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Pernyataan tersebut mencantumkan 23 nama perempuan. Jumlah yang jauh lebih sedikit dari nama-nama perempuan yang pernah melaporkan tindak keji Harvey. Tidak sedikit, nama-nama besar menjadi korban Harvey, kebanyakan dari mereka diserang ketika tengah mengawali karir di Hollywood, sehingga Harvey lebih berkuasa mengintimidasi mereka.
Diantaranya ada Cate Blanchett, Angelina Jolie, Ashley Judd, Kate Beckinsale, Cara Delevingne, Eva Green, Salma Hayek, Lena Headey, Lupita Nyong'o, Gwyneth Paltrow, Léa Seydoux, Uma Thurman, Brit Marling, Rose McGowan, dan Ambra Gutierrez.
Nama terakhir perlu mendapat kredit khusus karena ia menjadi salah satu sosok penting yang mengungkap skandal Harvey. Ambra Gutierrez sempat merekam suara saat Harvey mengajaknya berkencan di kamar hotel. Dalam rekaman tersebut, Harvey sempat mengancam Ambra karena menolak.
ADVERTISEMENT
Kini Harvey tengah menunggu putusan dari pengadilan New York setelah sidang Senin lalu. Ia terancam hukuman maksimal 25 tahun penjara. Selain disidang di New York, Harvey juga dilaporkan atas kasus serupa di Los Angeles. Berkas kasusnya sudah diperiksa pada 6 Januari 2020 lalu.