Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Joko Anwar Tanggapi Kontroversi Film Horor Indonesia Dinilai Eksploitasi Agama
30 Maret 2024 14:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sutradara film horor , Joko Anwar , ikut buka suara terkait badai protes penonton Indonesia mengenai film horor. Salah satunya, masyarakat menilai film horor kini memanfaatkan agama Islam dan perangkat sucinya demi kepentingan komersil.
ADVERTISEMENT
Menurut Jokan, sapaan akrabnya, film Indonesia rasa-rasanya sulit apabila tidak mengikutsertakan unsur agama.
"Karena agama adalah sesuatu yang sangat lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Kalau dihilangkan sama sekali, ya enggak realistis. Seolah enggak ada agama di kehidupan sehari-hari kita," kata Joko Anwar dihubungi kumparan, Selasa (26/3).
Meski begitu, Joko Anwar berpendapat bahwa menggunakan agama sebagai bahan eksploitasi adalah hal yang tidak benar.
"Ya, tidak baik tentunya menggunakan unsur agama sebagai bahan eksploitasi, sekadar dimanfaatkan untuk menciptakan adegan ngeri, misalnya dalam film horor, atau adegan lain di genre lain. Kalau yang ingin dikatakan dalam film horor yang mengandung unsur agama baik, ya ini kan juga bisa jadi syiar," jelasnya.
Kritik Terhadap Filmmaker
Menurut Jokan, filmmaker seharusnya bisa lebih sadar dan lebih memperdalam riset saat menyajikan unsur agama ke dalam film.
ADVERTISEMENT
"Jika ada film yang memasukkan unsur agama, harus diperlakukan dengan hormat. Apalagi agama adalah sesuatu yang dijunjung tinggi masyarakat kita. Harus selalu ditimbang apakah menyinggung masyarakat atau tidak. Harus benar yang coba dikatakan lewat tiap adegan," ucap Jokan.
Joko Anwar mengangkat salah satu contoh filmnya, Pengabdi Setan.
"Misalnya, dalam film saya Pengabdi Setan juga ada adegan salat yang diganggu makhluk astral. Tapi jelas pesannya: dia diganggu karena tujuan dia salat karena takut setan, bukan untuk berserah diri kepada Allah," tutur Jokan.
"Pesannya: Salatlah karena niat tulus kepada Allah. Bukan karena takut setan," tutupnya.