Klaten Etno Jazz Sawah, Sajian Harmoni Tradisi Alam yang Dipadukan dengan Musik

23 November 2024 13:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Klaten Etnos Jazz Sawah. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Klaten Etnos Jazz Sawah. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Sebuah perayaan yang padukan musik, alam, dan gerakan lestari untuk kedaulatan air serta ketahanan pangan bertajuk Klaten Etno Jazz Sawah 2024 telah sukses digelar pada 17 November lalu.
ADVERTISEMENT
Digelar di Umbul Besuki, Desa Ponggok Polanharjo, Klaten, harmoni musik etno dan Jazz mengalun selaras dengan alam. Melalui festival musik ini, penonton diajak untuk merenungi pentingnya menjaga alam, dimana air bukan hanya sekedar sumber kehidupan, tetapi juga simbol ketahanan yang harus dilestarikan.
Penampilan-penampilan dari berbagai kelompok musik Jazz Indonesia dilakukan di panggung yang dikelilingi sawah, tanpa background artificial hanya dengan desain panggung yang natural dengan ranting pohon terabaikan yang tertata secara artistik.
Klaten Etnos Jazz Sawah. Foto: Istimewa
Desain panggung yang tertata dengan natural simbolik dengan bagaimana Klaten Etno Jazz Sawah 2024 ingin mendekatkan jazz dengan khalayak rural pedesaan.
Acara ini merupakan kolaborasi WartaJazz, Komunitas Petani Muda Klaten, Desa Wisata Ponggok, Seroja Indonesia, dan didukung sepenuhnya oleh Kementrian Kebudayaan dan Pemerintah Kabupaten Klaten.
ADVERTISEMENT

Klaten Etno Jazz Sawah Dimeriahkan oleh Penyanyi Trie Utami

Festival ini dibuka oleh penampilan drumband dari siswa-siswi SDN Ponggok, yang dilanjutkan oleh lantunan harmoni merdu dari nyanyian dan permainan Gejog Lesung Sekar Melati, dari Desa Cawas, Klaten yang menampilkan lagu-lagu karangan Ki Narto Sabdo.
Di lagu terakhir, mereka berkolaborasi dengan musisi sekaligus komposer Memet Chairul Slamet yang karya-karya eksperimentalnya sudah melalang buana pada perhelatan-perhelatan musik baik di dalam maupun luar negeri.
Gejok Lesung Sekar Melati yang identik dengan musik kesuburan dan Musik Air by Memet Chairul Slamet menjadi tanda penting event ini. Keduanya adalah simbologi kedaulatan dan ketahanan pangan.
Respons air dengan pendekatan musik yang cukup kontemporer, disisi lain Gejog Lesung adalah representasi rasa syukur petani atas kelimpahan kesuburan tanah.
ADVERTISEMENT
Klaten Etno Jazz Sawah 2024 dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Desa Ponggok Junaedhi Mulyono dan juga inisiator Klaten Etno Jazz Sawah Agus Setiawan Basuni.
Masih dalam sesi yang sama, perwakilan dari musisi penampil Klaten Etno Jazz sawah 2024 menerima merchandise unik berupa beras Rojolele Srinuk. Merchandise beras tersebut juga dapat dibeli oleh penonton yang hadir di Klaten Etno Jazz 2024.
Acara dilanjutkan dengan penampilan Memet Chairul Slamet yang tampil di bibir kolam Umbul Besuki tidak hanya dengan alat musik, tapi juga beberapa atribut seperti kaleng bekas, infus, botol-botol toples berisi air yang menjadi “alat musik baru” dan menjadikan itu semua sebagai sumber bunyi yang yang disintesiskan dalam sequencer musik digital.
ADVERTISEMENT
Empat komposisi eksperimental berjudul “Water and I” yang di bawakan bersama Joko Gombloh (bass) dan Adi Wijaya (keyboard) diatas kolam Umbul Besuki memberikan nuansa baru pada konsep jazz ini.
Penampilan Trie Utami di Klaten Etnos Jazz. Foto: Instagram/etnojazzsawah
Penampilan lainnya datang dari komunitas Jazz Indonesia yang diwakili oleh Pilipe Solo Jazz Activity, komunitas musik yang mewadahi musisi maupun penikmat musik jazz di kota Solo. Berikutnya ada Keroncong Jazz Lastarya dari kota Yogyakarta menampilkan perpaduan harmoni nuansa Keroncong dan Jazz,
Puncaknya adalah penampilan Trie Utami, di mana penyanyi dan komposer yang sudah berkarir hampir empat dekade ini dikenal sebagai vokalis grup Jazz legendaris Indonesia, Krakatau. Trie Utami tampil bersama Vertigong dan melantunkan lagu hitnya “Sekitar Kita”.