Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tak tinggal diam, Krisna Mukti juga melaporkan balik Tessa ke Polres Jakarta Selatan atas dugaan pencemaran nama baik. Krisna membantah bahwa dirinya telah melakukan penipuan hingga membawa kabur uang arisan.
Krisna pun mengatakan bahwa dirinya memang tersendat membayar uang arisan lantaran pandemi COVID-19 yang berdampak besar dalam pekerjaannya. Krisna banyak kehilangan job hingga harus menjual aset miliknya.
"Saya hanya belum membayar sekitar Rp 100 jutaan. Itu pun sudah saya cicil sebagian. Jadi, apa yang ditampilkan di media, itu benar-benar merusak nama baik saya, pekerjaan juga mulai tersendat, bahkan ada yang dibatalkan, itu karena pemberitaan di media yang hanya sepihak," ungkap Krisna Mukti saat ditemui di Polres Jakarta Selatan, belum lama ini.
Akan tetapi, meski ia melaporkan balik Tessa ke polisi, Krisna Mukti tak menutup kemungkinan untuk mediasi. Ia bahkan berencana melunasi cicilan arisan sebelum masalah ini masuk ke ranah hukum.
ADVERTISEMENT
"Ya, penginnya [mediasi] ngapain, sih, ribut-ribut. Saya tadinya juga pengin melunasi, cuma gara-gara laporan ini jadi mental lagi kerjaan saya. Kan, berarti [Tessa] menghambat rezeki orang. Yang tadinya niat baik mau dapetin pekerjaan biar bisa bayar jadi mental," ujarnya.
Krisna mengaku cukup kaget Tessa membawa masalah ini ke ranah hukum. Apalagi sampai menudingnya melakukan penipuan. Sebab, sebelumnya Krisna juga sudah meminta keringanan untuk mencicil uang arisan. Respons Tessa pun sangat baik kala itu.
"Masih, 'Makasih, Say.' Masih say-say, loh, kok, begini. Jadi, bukannya enggak bayar full, tapi masih ada yang saya cicil. Ini saya baru pertama kali ikut arisan, abis kampanye, eh, ada masalah ini. Kapok, deh, gue," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lantas, adakah pesan yang ingin disampaikan Krisna untuk Tessa?
"Saudari TM, kita musyawarah untuk mufakat saja. Damai saja, kita saling membersihkan nama masing-masing. Kita duduk bareng, enaknya seperti apa, jangan terlalu berlarut-larut. Apalagi kalau sampai pengadilan, ngabisin waktu dan tenaga, saya juga enggak pengin begini," pungkasnya.