LSF Ungkap Laporan Kinerja 2023, Loloskan 41 Ribu Film

3 Juni 2024 17:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto dalam Konferensi Pers Laporam Kinerja LSF 2023 dan Sosialisasi Pembangunan ZI-WBK di Lingkungan LSF, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/6/2024). Foto: Giovanni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto dalam Konferensi Pers Laporam Kinerja LSF 2023 dan Sosialisasi Pembangunan ZI-WBK di Lingkungan LSF, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/6/2024). Foto: Giovanni/kumparan
ADVERTISEMENT
Lembaga Sensor Film (LSF) mengungkapkan laporan kinerjanya selama 2023. Sepanjang tahun tersebut, LSF sudah menyensor 41 ribu judul film dan iklan film.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh ketua LSF, Rommy Fibri Hardiyanto. Sekiranya ada 41.491 judul film dan iklan film yang lulus sensor sepanjang 2023.
"Jangan bayangkan semua film layar lebar yang 90, 120 menit itu ada iklan yang hanya 15 detik, 30 detik, 60 detik," kata Rommy dalam konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/6).
Konferensi Pers Laporam Kinerja LSF 2023 dan Sosialisasi Pembangunan ZI-WBK di Lingkungan LSF, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/6/2024). Foto: Giovanni/kumparan
Jumlah tersebut membuktikan bahwa LSF tidak pernah tak meloloskan film yang masuk. Sebab, selain penyensoran, LSF juga berusaha membangun dialog dengan para pihak yang berkaitan.
"Karena memang LSF ini pendekatannya itu dialog," ungkap Rommy.
Rommy menjelaskan bahwa proses dialog dilakukan ketika ada film yang dinilai melanggar regulasi. LSF dalam hal ini berupaya membangun dialog agar pihak rumah produksi bisa mempertimbangkan mana adegan yang harus disisihkan dalam film mereka.
ADVERTISEMENT
"Misalnya yang paling jelas dan terang ada adegan unsur ketelanjangan, tentu ini melanggar Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi," tutur Rommy.
"Nah, yang bersangkutan bisa memotong sendiri adegannya, bisa mengganti adegan yang lain, bisa juga tergantung posisi blocking kameranya," tambahnya.
Ketua Komisi I LSF, Nasrullah dalam Konferensi Pers Laporam Kinerja LSF 2023 dan Sosialisasi Pembangunan ZI-WBK di Lingkungan LSF, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/6/2024). Foto: Giovanni/kumparan
Setelah itu, pihak LSF memberikan waktu untuk rumah produksi melakukan revisi. LSF juga benar-benar memastikan agar hasil revisi tersebut memenuhi klasifikasi usia film itu.
"Nah, begitu mereka sudah selesai merevisi sendiri kemudian dikirimkan balik ke LSF, kami sensor lagi. 'Oke sudah aman,' ya sudah kemudian kita luluskan film tersebut," ucap Rommy.
Rommy menambahkan bahwa LSF tak lagi hadir dengan sekadar penolakan terhadap karya. Proses dialog dinilai efektif untuk menghadirkan tontonan yang berkualitas bagi publik.
ADVERTISEMENT
"Jadi suasana kebatinannya itu bukan suasana kebatinan menolak film, tetapi bagaimana membuat film itu bisa didekati dengan pendekatan regulasi yang ada," ujarnya.
Ketua LSF Rommy Fibri Hardianto saat kegiatan sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Arya Duta Hotel Kota Medan, pada Kamis (20/7/2023). Foto: Tri Vosa/kumparan
Selain hasil kinerja 2023, Rommy juga menjelaskan mengenai Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK) di Lingkungan Lembaga Sensor Film.
"Karena pencanangan ini bukan hanya kemauan kami saja tapi sudah tuntutan kementerian dan lembaga lingkungan pemerintah RI," tandasnya.