Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Dua tahun sudah berlalu sejak tragedi tsunami Banten . Meski begitu, bencana itu masih menyisakan duka mendalam bagi Ifan Seventeen.
ADVERTISEMENT
Ya, peristiwa itu menewaskan tiga personel Seventeen lainnya, Bani, Herman, dan Andi. Selain itu, tsunami juga turut menewaskan istri Ifan, Dylan Sahara.
Perjalanan karier hingga perpisahan para personel Seventeen dirangkum dalam sebuah film dokudrama yang bertajuk Kemarin. Film digarap oleh sutradara Upie Guava.
Teaser dan poster film Kemarin sudah dirilis sejak Desember 2019. Mulanya, film hendak rilis pada 23 April, namun pandemi COVID-19 membuat hal itu batal terjadi.
Akhirnya, Mahakarya Pictures bisa merilis film Kemarin pada hari ini, 3 Desember. Dendi Reynando, CEO Mahakarya Pictures, merasa senang film Kemarin akhirnya bisa rilis.
"Akhirnya kita bisa mewujudkan mimpi Seventeen, mimpi para personel, mimpi para almarhum, mimpi keluarga besar ini," ujar Dendi dalam siaran pers yang kumparan terima, Rabu (2/12).
ADVERTISEMENT
Naskah film ditulis oleh Wisnu Surya Pratama dan mengambil footage dari total 55 jam rekaman yang diabadikan band Seventeen. Namun, spesial untuk adegan tsunami Tanjung Lesung pada 22 Desember 2018, sengaja diproduksi ulang.
"Ini yang harus kita hadapi bersama. Film ini akan jadi persembahan bagi anak-anak kita semua, bagi keluarga yang ditinggalkan. Bagi semua yang terus mengenang Seventeen di hati mereka," tutur Ifan saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Ifan sendiri sudah menonton film Kemarin. Ia mengaku sempat menitikkan air mata saat melihat tiga sahabatnya dan sang mantan istri di layar bioskop.
"Ya, ke remind lah. Memang selama proses pembuatan film ini aku jarang hadir, kecuali diperlukan. Buat preview juga beberapa kali aku enggak hadir. Karena gimana pun juga, pasti akan membuka luka, pasti inget lagi," beber Ifan.
ADVERTISEMENT
"Jangan berekspektasi film Kemarin ini film action di mana lo akan melihat bencana tsunami, enggak. Tapi ini film dokumenter di mana kejadian dalam film diperankan oleh orang aslinya dan film ini bukan hanya cerita tentang musibah, tapi juga kekeluargaan persaudaraan dan cinta," kata Ifan Seventeen.
"Intinya sih simpel, film ini intinya jangan sampai lo merasakan (kehilangan) itu. Orang-orang di sekitar lo itu penting dan saat lo udah kehilangan orang itu, baru semua terasa," sambungnya.