MUI Sebut Oklin Fia Tak Nistakan Agama: Itu Hanya Masalah Moral

31 Agustus 2023 12:05 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebgram Oklin Fia. Foto: Instagram/@fanbase_oklinfia
zoom-in-whitePerbesar
Selebgram Oklin Fia. Foto: Instagram/@fanbase_oklinfia
ADVERTISEMENT
Konten Oklin Fia menjilat es krim di depan kemaluan pria dinilai banyak orang telah menistakan agama Islam. Ia bahkan dilaporkan ke polisi karena masalah itu.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Wakil Sekjen Badan Hukum MUI, Ikhsan Abdullah, tak setuju dengan pendapat itu. Ia menganggap Oklin tidak menistakan agama Islam.
"Ya kalau itu kan irisannya dengan moral, kepantasan atau kepatutan atau akhlak. Jadi, bukan beririsan dengan masalah hukum apalagi penodaan agama. Karena berkaitan dengan akhlak, kepantasan dan kepatutan," ujar Ikhsan kepada wartawan, Kamis (31/8).
Oklin Fia di Polres Metro Jakarta Pusat. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Menurutnya, publik lebih baik memberikan maaf ke Oklin, dan tak perlu ada proses hukum. Apalagi, sebelumnya Oklin telah minta maaf di hadapan publik.
"Saya kira (sebaiknya) ada restorative justice ya. Saya kira itu kan karena memang masalah moral kepatutan, kepantasan, saya kira tidak perlu ada tindakan hukum lebih lanjut," ucap Ikhsan.
"Tapi kita juga menghargai tindakan masyarakat yang menegur dengan cara melaporkan itu bagian dari kontrol sosial," sambungnya.
ADVERTISEMENT

Oklin Fia Sudah Datangi MUI Untuk Minta Maaf

Ikhsan menyebut, Oklin Fia telah menyambangi MUI. Dalam kesempatan itu, ia minta maaf dan berjanji tak akan mengulangi perbuatannya lagi.
"Yang bersangkutan hadir, Oklin Fia, ke MUI menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan dia menginsyafi perbuatannya dan (berjanji) tidak mengulangi perbuatannya lagi," ungkap Ikhsan.
Wasekjen MUI bidang Hukum dan HAM Ikhsan Abdullah di Kemenkopolhukam, Rabu (21/6). Foto: Haya Syahira/kumparan
Ikhsan pun berharap agar publik bisa memaafkan Oklin dan memberinya kesempatan kedua untuk membuat konten yang lebih baik.
"Saya kira itu bagus karena bentuk ke insyafan kita sambut. Kalau orang mau berbuat baik insyaf, jangan terus ditekan. Jadi diberikan kesempatan untuk dia buat konten yang baik yang produktif yang membangun," kata Ikhsan.