Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Review Film Para Betina Pengikut Iblis 2: Sekuel yang Jauh dari Harapan
5 April 2024 17:01 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kekacauan yang terjadi di film pertama serasa terbawa ke sekuelnya. Plot film Para Betina Pengikut Iblis 2 terasa melompat dari satu bahasan ke bahasan lainnya.
Namun, aksi teatrikal para pemain dan sinematografi yang dihasilkan MAX Pictures cukup memanjakan mata.
Sinopsis Film Para Betina Pengikut Iblis 2
Cerita film Para Betina Pengikut Iblis 2 bergerak setelah peristiwa mengerikan di film pertama. Para pemeran di film pertama, yaitu Asih (Sara Fajira), Sumi (Mawar Eva de Jongh), dan Sari (Hanggini) kembali dipertemukan.
Konflik baru muncul ketika tiga karakter tersebut mencari biang kesalahan yang menyebabkan semua kekacauan terjadi di desa tersebut.
Di tengah pertikaian, muncullah Ahmad, adik Sumi, yang telah lama hilang dan kini menjadi murid Kyai Taqim.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Ahmad menghadirkan konflik yang terjadi antara manusia dan antagonis utama, yaitu kekuatan jahat Sang Iblis (Adipati Dolken).
Kehadiran Zombie yang Tidak Perlu
Di pertengahan film, warga desa yang terkena gigitan Asih, menjadi zombie. Unsur zombie menjadi sejenis "lubang" yang terulang dari film pertama.
Apabila diingat, film pertama sudah terkesan ngawur dengan menghadirkan kulkas di sebuah desa terpencil tanpa listrik.
Apa yang menyebabkan gigitan Asih membuat korban menjadi zombie? Apa yang ingin dicapai oleh Rako dengan keberadaan zombie di pertengahan cerita?
Elemen zombie justru merusak konsistensi cerita. Pengenalan unsur-unsur yang tidak terkait dengan tema utama cerita jelas membingungkan penonton dan mengganggu alur narasi yang seharusnya fokus pada konflik utama.
Nampaknya hal ini bisa menjadi catatan khusus apabila film ini hendak dilanjutkan ke film ketiga.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat, selera dan preferensi dalam menonton film adalah subjektif. Artinya impresi yang kami rasakan setelah nonton filmnya, bisa berbeda dengan pengalaman nonton orang lain.
Plot Cerita Berantakan
Seperti yang dibahas sebelumnya, bahasan dalam film Para Betina Pengikut Iblis 2 melompat dari satu hal ke yang lainnya. Film mulai terstuktur ketika masuk ke bagian konflik, khususnya ketika Ahmad masuk ke desa dan memperkenalkan dirinya sebagai pembawa kebenaran.
Sayangnya sejak awal hingga pertengahan, cerita terasa kabur, tak terstruktur dan membosankan.
Di menit awal, kami pun merasa bingung dan kehilangan arah. Plot yang tidak terarah ini juga menyebabkan kurangnya klimaks atau puncak dramatisasi dalam alur cerita.
Penampilan Aktris dan Aktor Mengagumkan
Meski begitu, akting para pemain Para Betina Pengikut Iblis 2 patut diacungi jempol. Mawar Eva de Jongh, Sara Fajira, Hanggini, dan Adipati Dolken, memberikan penampilan akting yang imersif.
ADVERTISEMENT
Mereka bisa beradaptasi masuk ke dalam cerita yang terkesan teatrikal. Unsur-unsur teatrikal ini terlihat jelas dari mimik, gerak gerik dan bahasa yang digunakan para tokoh.
Oleh karenanya, film ini bisa jadi, dalam bentuk terbaiknya, sangat cocok ditampilkan di panggung teater.
Sinematografi
Salah satu aspek penting yang menjadi kelebihan film ini adalah sinematografi. Di beberapa bagian film, sinematografi yang dibangun Rako dan kawan-kawan berhasil membangun atmosfernya.
Beberapa adegan dalam film ini berhasil diambil dengan memancarkan kengerian. Unsur darah, adegan pembunuhan dan sejenisnya, sangat terlihat nyata.
Film Para Betina Pengikut Iblis 2 punya rating 21+. Konten di dalamnya mengandung kesadisan, berdarah-darah dan berbagai umpatan yang tidak cocok dikonsumsi oleh penonton di bawah umur.
ADVERTISEMENT
Adegan percumbuan juga diperlihatkan oleh Sara Fajira. Nampaknya adegan ini tak boleh disaksikan oleh anak kecil dan remaja.
Jadi, bagi penonton yang tidak kuat dengan konten kekerasan, darah dan sadisme, bisa menjauhi film ini.