Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Saat Ken Ken 'Wiro Sableng' Memilih Tinggal di Desa dan Bertani
31 Agustus 2018 15:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Nama Herning Sukendro atau Ken Ken pernah berjaya sebagai salah satu pemain sinetron 'Wiro Sableng' yang cukup fenomenal di era tahun '90-an. Saat itu kehidupan Ken Ken langsung berubah 180 derajat. Ken Ken yang dulu hidup dalam kesederhanaan akhirnya bisa merasakan kehidupan bergelimang harta saat ia berperan sebagai Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212.
ADVERTISEMENT
Saat menerima kumparan di kediamannya di Desa Cimande Girang, Caringin, Bogor, bapak empat anak itu bercerita bagaimana kariernya sebagai bintang sinetron membawa dampak besar dalam kehidupannya.
Ibaratnya, kalau dulu untuk membeli semangkok bakso saja susah, setelah jadi aktor, Ken Ken mengaku bisa membeli bakso sekaligus dengan gerobak dan abang baksonya.
Hanya saja, lanjut Ken Ken, ketenaran membuat dirinya terlena. Dengan honor yang didapat sebesar Rp 2 juta per episode kala itu, bisa membuat Ken Ken melakukan apa saja yang ia mau. Salah satunya dengan berfoya-foya hingga akhirnya terjerumus dalam lembah narkoba.
Namun, pria berusia 61 tahun ini bersyukur, di saat dirinya khilaf datang seorang perempuan yang ia sebut sebagai dewa penolong. Perempuan itulah yang kini menjadi istri dan ibu bagi keempat anaknya. Dia adalah Sandra Arizky (42).
ADVERTISEMENT
"Ketika banyak uang keluar sangat besar, yang saya dapat dari susah payah terbuang begitu aja, ada yang mengingatkan. Allah masih sayang sama saya dan memberikan kesempatan saya untuk berkarier. Tiba-tiba, ada dewa penolong, seorang gadis cantik, dia menolong dan mengarahkan saya untuk tidak mencoba narkoba. Akhirnya saya meresapi ketika harta saya banyak keluar, dia yang mampu menyadarkan saya dari lingkungan itu," ungkap Ken Ken saat ngobrol bersama kumparan, baru-baru ini.
Saat cerita, sesekali mata Ken Ken menerawang dan memperhatikan pemandangan sawah di sekitarnya. Ia menceritakan bagaimana Sandra, si gadis desa mampu meluluhkan hatinya dengan sebuah perhatian kecil namun tulus. Saat itu Ken Ken pun mulai meninggalkan semua yang membuat hidupnya berantakan.
ADVERTISEMENT
Keputusannya untuk menikahi Sandra pun ia wujudkan. Keduanya menikah di Jepara, Jawa Tengah. Setelah itu, Ken Ken kembali menjalani kariernya di dunia entertainment. Dari pernikahan mereka, Ken Ken dikaruniai tiga anak laki-laki dan satu anak perempuan.
Namun, semua terasa berbeda saat Ken Ken harus menerima kenyataan saat Harry Topan, sahabat sekaligus orang yang sukses mengorbitkan dirinya sebagai bintang, meninggal dunia di tahun 2004.
"Saya merasa kehilangan Bapak," ujar Ken Ken dengan nada tercekat dan mata berkaca-kaca.
Akhirnya, Ken Ken pun memilih meninggalkan dunia keartisan dan semua kehidupan glamornya sebagai seorang bintang. Ketika bicara mengenai keputusannya untuk kembali ke kampung dan mulai mencoba bercocok tanam, Ken Ken sempat mengajak kumparan untuk berkeliling lahannya seluas 5,8 Hektar di Cimande.
ADVERTISEMENT
"Saya back to nature, kembali ke alam. Saya hidup tinggal di pegunungan dan enggak melanjutkan di dunia entertainment, karena satu job-nya sudah berkurang, kedua mungkin 'pakai' Ken Ken mahal. Perekonomian morat-marit karena saya juga ngabisin uang kemana-mana. Enggak ada job, tapi uang keluar," bebernya.
Melepas karier di dunia entertainment akhirnya membuat Ken Ken putar otak. Ia sadar betul ada istri dan anak-anak yang harus tetap ia nafkahi. Jika sebelumnya banyak pemberitaan yang menyebutkan kehidupan Ken Ken melarat dan menyedihkan usai tak lagi menjadi bintang film, ternyata hal itu tidak benar.
Ya, saat ini memang Ken Ken hidup dalam kesedehanaan dan menjadi seorang petani. Namun, ia mengaku baik-baik saja dengan kehidupannya sekarang bersama istri dan anak-anaknya. Bahkan Ken Ken tak hanya memiliki lahan di Cimande, tapi juga di kawasan Cianjur yang ia garap bersama anggota keluarganya yang lain.
ADVERTISEMENT
"Di Cimande sini, kita barengan sama adik saya. Jadi memang lahan keluarga. Saya beli dan gabung-gabung saja, tapi sertifikat masing-masing. Lahan ini ya lahan keluarga," katanya.
"Jadi enggak mungkin kalau enggak usaha bisa survive begini. Bertani adalah pilihan saya karena banyak yang sukses dari bertani. Makanya pilihan pertama saya bertani, apalagi dulu syuting hanya di hutan dan kebun. Yang saya lihat selama ratusan episode ya itu hanya hijau-hijauan. Jadi di situ keinginan saya ingin jadi petani," tambah Ken Ken sambil tersenyum
Di tengah-tengah obrolan, Ken Ken sempat berhenti sejenak. Ia terlihat sedikit tertegun saat ditanya apakah pernah merasa galau saat memutuskan mundur dari dunia yang membesarkan namanya dan hidup sebagai petani.
ADVERTISEMENT
"Ya, semua rasa ada. Saya dikenal publik dan saya juga suka pertanian. Makanya sekarang saya berkumis, ikat rambut jadi ya sudah tinggalkan dunia itu. Pengin benar-benar jadi petani saja. Hidup di kampung, di bawah Rp 50 ribu juga masih bisa bertahan hidup. Aset saya ya cuma lahan, sisanya habis," ungkapnya.
"Tapi inilah pilihan saya untuk hidup tenteram di atas gunung," tambahnya sambil mengajak kumparan kembali ke rumah untuk menyantap makan siang masakan sang istri.
ADVERTISEMENT
"Ayo, kita makan dulu. Setelah itu kita ngobrol lagi, ya," tutup Ken Ken.
Dalam story berikutnya, Ken Ken akan bercerita bagaimana ia belajar bercocok tanam dan jenis tanaman yang ia jual di pasar hingga kerinduannya dengan dunia entertainment.