Saat Matt Damon Berdiskusi dengan Para Santri di Pondok Pesantren

7 Juli 2018 11:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Matt Damon dan Gary White ngobrol dengan para santri di pesantren Sabillun Najah  (Foto: Koperasi Mitra Dhuafa)
zoom-in-whitePerbesar
Matt Damon dan Gary White ngobrol dengan para santri di pesantren Sabillun Najah (Foto: Koperasi Mitra Dhuafa)
ADVERTISEMENT
Aktor Matt Damon datang ke Indonesia beberapa waktu lalu. Salah satu tempat yang didatangi oleh pemain film 'The Martian' itu, adalah Pesantren Sabilun Najah di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Aktor kelahiran Oktober 1970 itu datang dalam kapasitasnya sebagai co-founder water.org, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pemenuhan sumber air bersih. Saat di Pesantren Sabilun Najah, Damon sempat berdialog dengan santri-santri soal air bersih di tempat tersebut.
“Di pesantren Matt Damon menemui para santri yang sedang bersekolah, serta pak Wahidin (pengurus Ponpes). Dia cukup nyaman di sana, karena orang di sana enggak begitu paham kalau dia Matt Damon (aktor Hollywood),” kata Manager Program Engagement water.org, Musfarayani, saat dihubungi kumparan, Sabtu (7/7).
Matt Damon dan Gary White bersama anggota Komida di Batang (Foto: Koperasi Mitra Dhuafa)
zoom-in-whitePerbesar
Matt Damon dan Gary White bersama anggota Komida di Batang (Foto: Koperasi Mitra Dhuafa)
Sejumlah pertanyaan, kata Musfarayani, dilontarkan Damon dalam kunjungan tersebut. Pertanyaan itu seputar program pemenuhan air bersih dan sanitasi yang sebelumnya sempat tidak dimiliki anak-anak tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kamu di rumahnya ada air enggak? Dijawab, ada air. Sebelumnya di mana? Dijawab, belum ada. Lalu bagaimana cari air sebelumnya? Dijawab, waktu bermainnya jadi habis gara-gara mencari air,” tutur Musfarayani menirukan pertanyaan Damon saat itu.
Musfarayani menjelaskan, jauh sebelum ada program water.org yang bekerja sama dengan Koperasi Mitra Dhuafa (Komida), ada banyak warga, termasuk para pelajar, yang kesulitan untuk mengakses air bersih. Bahkan, untuk buang air besar saja, kata dia, tak jarang ada warga yang harus menempuh perjalanan melewati lereng sejauh 1 km.
Matt Damon dan Gary White melihat kondisi jamban helikopter di salah satu wilayah di Batang (Foto: Koperasi Mitra Dhuafa)
zoom-in-whitePerbesar
Matt Damon dan Gary White melihat kondisi jamban helikopter di salah satu wilayah di Batang (Foto: Koperasi Mitra Dhuafa)
Namun, saat ini kondisi di sana sudah jauh lebih baik, misalnya saja, sudah tersedia fasilitas mandi cuci kakus (MCK). Selain itu, masyarakat juga tak perlu menempuh perjalanan jauh untuk memperoleh air bersih.
ADVERTISEMENT
Karena akses air bersih sudah mudah, Musfarayani mengatakan, para santri saat ini bisa lebih fokus untuk belajar dan bemain.
"Sekarang gimana waktu yang sekarang? dijawab, digunakan untuk bermain dan belajar," tutur Musfarayani kembali menirukan pertanyaan Damon saat itu.
Matt Damon dan Gary White berkunjung ke sekolah Islam di Batang- Dk. banaran Desa Selopajan Barat Kec. Blado Kab. Batang (Foto: Koperasi Mitra Dhuafa)
zoom-in-whitePerbesar
Matt Damon dan Gary White berkunjung ke sekolah Islam di Batang- Dk. banaran Desa Selopajan Barat Kec. Blado Kab. Batang (Foto: Koperasi Mitra Dhuafa)
Menurut Musfarayani, water.org yang didirikan Damon memang berupaya untuk memberikan akses air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan. Bukan cuma di Indoesia, kata dia, water.org sudah menancapkan pengaruhnya di sejumlah negara-negara berkembang.
“Kami punya program yang namanya water connection. Juga mengembangkan program air bersih. Untuk disalurkan kepada orang-orang yang berhak,” ungkap Musfarayani.