Samsara Karya Garin Nugroho Dapat Sambutan Meriah di Singapura

15 Mei 2024 13:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Samsara karya Garin Nugroho dapat sambutan meriah di Singapura. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Samsara karya Garin Nugroho dapat sambutan meriah di Singapura. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pertunjukan perdana cine-concert Samsara karya Garin Nugroho mendapat sambutan meriah. Lebih dari 1.000 penonton dan undangan yang memenuhi Esplanade Concert Hall, Singapura, memberikan standing ovation.
ADVERTISEMENT
Samsara merupakan film bisu hitam putih terbaru karya Garin Nugroho yang dibintangi aktor Ario Bayu dan penari keturunan Indonesia-Australia, Juliet Widyasari Burnett.
"Esplanade selalu menjadi jendela karya saya ke Asia dan dunia. Setelah Setan Jawa sukses di Esplanade, saya memutuskan dalam hati akan datang kembali ke Esplanade. Esplanade selalu memberi energi, membawa Indonesia ke Asia dan dunia," kata Garin dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Selasa (14/5).
Menurut pria 62 tahun itu, sambutan yang luar biasa dari penonton di sana menjadi motivasi untuk dirinya.
"Sambutan spontan dan applause yang luar biasa dari penonton Esplanade adalah sebuah dorongan kreativitas untuk mencipta dan untuk datang dan datang lagi ke Esplanade," tutur Garin.
Samsara karya Garin Nugroho dapat sambutan meriah di Singapura. Foto: Dok. Istimewa
Sementara itu, salah satu penonton, Clement Perdana, mengatakan cine-concert Samsara merupakan pertunjukan yang sangat luar biasa.
ADVERTISEMENT
"Gamelan yang dimodernisasi merupakan hal yang sangat saya sukai, dan pertunjukan ini sangat pas dalam penyajiannya. Vibe-nya terasa jelas, saya jadi ikut mengangguk-angguk mengikuti irama, benar-benar asyik. Sesekali, saya merasa sangat terharu hingga air mata saya mengalir – sungguh menginspirasi," ucap Clement.
Penonton lainnya, Faris Famok, juga memuji cine-concert Samsara. Menurut Faris, pertunjukan itu telah membawanya ke dimensi yang berbeda.
"Saya benar-benar hanyut dalam orkestra yang memadukan musik tradisional dan modern. Mulai dari kostum hingga gaya bercerita yang unik. Kolaborasi yang fenomenal. Sungguh sebuah cine-concert yang akan saya nantikan kesempatannya untuk menontonnya kembali," ujar Faris.
Samsara karya Garin Nugroho dapat sambutan meriah di Singapura. Foto: Dok. Istimewa
Samsara diproduseri oleh Gita Fara dan Aldo Swastia. Cine-concert ini dipersembahkan oleh Cineria Films, Garin Workshop, dan Lynx Films, yang dibuat bersama dengan Esplanade-Theatres on the Bay Singapura, bekerja sama dengan Silurbarong.co, United Communication serta didukung oleh Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dan Yayasan Puri Kauhan Ubud.
ADVERTISEMENT
Gita Fara mengatakan, pihaknya dalam Samsara mencoba untuk kembali ke akar pertama kali sinema muncul, yaitu film bisu dengan iringan musik live. Hal itu, lanjut dia, diharapkan bisa memberikan pengalaman sinematik yang luar biasa untuk menikmati Samsara.
"Kembali ke masa lalu, tetapi juga merasakan masa depan dengan kolaborasi yang avant garde antara sinema, musik tradisi Gamelan Yuganada, dan musik elektronik Gabber Modus Operandi. Kami juga berkolaborasi dengan talenta-talenta terbaik di Bali, baik dari tari, film maupun musik," kata Gita Fara.
Samsara karya Garin Nugroho dapat sambutan meriah di Singapura. Foto: Dok. Istimewa
Samsara berkisah tentang seorang pria dari keluarga miskin di Bali pada tahun 30-an yang ditolak lamarannya oleh orang tua kaya dari perempuan yang dicintainya.
Dia melakukan perjanjian gaib dengan Raja Monyet dan melakukan ritual gelap untuk mendapatkan kekayaan. Namun, dalam prosesnya, ritual ini justru mengutuk istri dan anaknya hingga menderita.
ADVERTISEMENT
Samsara menyajikan karya kreatif dan kolaboratif dengan para seniman yang telah berpengalaman di bidangnya, di antaranya Gus Bang Sada, Siko Setyanto, Maestro tari I Ketut Arini, Cok Sawitri, Aryani Willems, dan penari-penari dari Komunitas Bumi Bajra, Bali.
Iringan live paduan musik gamelan Bali dan musik elektronik yang dinamis, di bawah pimpinan Komposer Wayan Sudirana dan Kasimyn yang secara piawai mengawinkan musik gamelan dari Gamelan Yuganada dan musik elektronik Gabber Modus Operandi berhasil memukau penonton.
Turut memberikan warna dalam komposisi musik adalah vokalis dengan beragam genre dan cengkoknya, dari black metal, kontemporer sampai tradisional, yaitu Ican Harem, Gusti Putu Sudarta, Dinar Rizkianti, dan Thaly Titi Kasih.
Samsara akan melanjutkan perjalanannya ke festival-festival dan panggung seni budaya lainnya, baik di dalam maupun luar negeri.
ADVERTISEMENT