Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sebelum Meninggal, Ibunda Marini Zumarnis 7 Tahun Sakit Stroke
8 Februari 2019 17:11 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Ibunda Marini Zumarnis , Fatmawati meninggal dunia pada Jumat (8/2). Ia mengembuskan napas terakhir imbas sakit stroke yang sudah diderita selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
“Ibu saya stroke sudah tujuh tahun,” kata Marini usai pemakaman sang ibu di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Jumat (8/2).
Penyakit stroke yang diderita almarhum Fatmawati membuat dirinya tidak bisa berbicara. “Cuma melihat,” ucap Marini.
Bicara mengenai penyakit sang ibu, Marini Zumarnis mengatakan ibundanya pada mulanya terkena Aneurisma, yakni penggelembungan di dinding arteri. Fatmawati pun sempat menjalani operasi imbas penyakitnya tersebut.
“Kata dokter ibu saya (bertahan) sampai tujuh tahun itu sangat langka,” tutur Marini.
Selama tujuh tahun Marini merawat sang ibu dengan telaten. Ia dan keluarga tak pernah merasa bersedih. Sebab, mereka percaya kondisi yang dialami Fatmawati merupakan jalan yang sudah ditakdirkan untuknya.
ADVERTISEMENT
“Aku alhamdulillah sekali diberikan kesempatan oleh Allah untuk merawat ibuku, ya. Mudah-mudahan apa yang kami jalani Allah rida,” ujar Marini.
“Enggak pernah berasa sedih atau ngenes, karena apa yang ditakdirkan Allah tujuh tahun ibu saya enggak bicara dan kami anaknya diberikan kesempatan untuk berbakti, masyaallah,” lanjutnya.
Marini sama sekali tidak memiliki firasat mengenai kepergian sang ibu. Hanya saja, perempuan berusia 42 tahun itu suatu hari sempat perubahan di diri ibunya.
“Pas mandiin ibu saya sore tuh kepalanya kayaknya keringetan, terus pas diangkat adik saya bilang gini, ‘Kak kok tumben ibu berat banget badannya’. Firasat yang lain kayak mimpi, enggak ada,” tutur Marini.
ADVERTISEMENT
Ibunda Marini dimakamkan di TPU Karet Bivak. Jenazah dikuburkan satu liang lahat bersama dengan sang suami yang meninggal dunia pada 2016 lalu.
“Karena kuburan kan boleh ditimpa baru beberapa tahun. Nah, alhamdulillah boleh ditimpa pas banget tahunnya ini. Dari dulu ke mana-mana, ayah sama ibu saya memang selalu berdua,” tutup Marini Zumarnis .