Selamat Hari Radio Sedunia! Masihkah Kamu Mendengarkan Radio?

13 Februari 2017 12:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Penampakan Radio Jadul (Foto: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan Radio Jadul (Foto: pixabay.com)
Radio bertahan di gempuran zaman, pendengar setianya masih banyak hingga kini. Pada peringatan ke-61 Hari Radio Sedunia kali ini, mari mengingat kembali peran radio dari masa perang hingga era penuh teknologi seperti saat ini.
ADVERTISEMENT
Tanggal 13 Februari diperingati Hari Radio Sedunia karena pada hari itu di tahun 1946 lahir United Nations Radio. UN Radio adalah stasiun radio internasional yang berdiri di markas PBB di New York.
Saat Radio Digunakan Pertama Kali
Peran radio dari masa ke masa berbeda. Dari awalnya digunakan untuk sektor maritim hingga kini dijadikan sumber informasi dan untuk mendengarkan musik.
Penggunaan awal radio adalah untuk sektor maritim yakni untuk mengirimkan pesan telegraf dengan menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal adalah Angkatan Laut Jepang yang memata-matai armada Rusia ketika perang Thusima pada tahun 1901.
Radio awalnya juga digunakan juga untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut di kedua belah pihak pada perang dunia II. Jerman menggunakan komunikasi radio untuk menyampaikan pesan diplomatik kepada AS ketika perang berlangsung.
ADVERTISEMENT
Radio, alat komunikasi. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Radio, alat komunikasi. (Foto: Pixabay)
Setelah Perang Dunia II selesai dan setiap negara kembali menumpahkan perhatianya kepada pembangunan di dalam negeri masing-masing, radio siaran pun mulai mengalami kemajuan yang pesat.
Perang dunia tersebut telah menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi radio, mulai dari mikrofon dan pesawat penerima sampai pemancar tampak pengembangan yang jauh lebih maju daripada tahun-tahun sebelum perang.
Mikrofon semakin peka, dan pemancar mempunyai daya jangkau yang lebih jauh. Kemajuan teknologi bidang radio ini mengundang perhatian para pemimpin di berbagai negara untuk mencegah terjadinya pengaruh mempengaruhi antara satu negara dengan negara yang lain yang bias memimbulkan kerugian
Marconi, Sang Inovator Radio Modern
Selanjutnya, dunia inovasi radio mencatat Guklielmo Marconi sebagai penemu radio. Dia lahir di Bologna, Italia, 24 April 1874. Ayahnya, Giuseppe Marconi asli petani Italia dan ibunya, Annie Jameson, adalah anak pemilik Puri Daphne di Irlandia, yang saat itu masuk sebagai wilayah Inggris.
ADVERTISEMENT
Ia bersekolah di Bologna, Florence, dan Leghorn. Sejak kecil, ia sudah tertarik dengan kerja Maxwell dan Hertz. Dalam usia 25 tahun, tepatnya pada tahun 1895, ia membuat laboratorium di rumah ayahnya di Pontecchio dan mengadakan penelitian tentang gelombang radio yang pada saat itu disebut “Gelombang Hertzian” untuk mengirim sinyal telegraf.
Pada saat itu, telegraf hanya bisa lewat kabel. Ia berhasil mengirim sinyal telegraf sejauh 2 kilometer. Namun demikian, Departemen Pos dan Telegraf Italia tidak tertarik akan temuanya tersebut.
Hal tersebut tidak membuat Marconi putus asa. Setahun kemudian, ia menghubungi Dinas Pos Inggris. William Precee, insinyur kepala pos Inggris pada saat itu bersedia untuk bertemu dengan Marconi.
Pada saat itu, Marconi memamerkan kemampuan ciptaannya di dataran Salisbury dan Bristol Chanel dan William tertarik akan temuan Marconi tersebut. Pada akhirnya, Marconi mendirikan perusahaan The Wireless Telegraph & Signal Company Limited pada tahun 1887 yang kemudian diubahnya menjadi Marconi's Wireless Telegraph Company Limited.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1899, Marconi membangun radio antara Perancis dan Inggris yang disusul kemudian oleh Amerika dan Inggris. Dalam satu dekade hingga tahun 1912, ia mematenkan sejumlah temuan untuk menyempurnakan sistem radio yang diciptakanya.
Pada tahun 1914, Marconi masuk ke dalam angkatan bersenjata Italia dan menjadi diplomat Italia untuk Amerika pada tahun 1917. Setelah tidak lagi menjadi bagian dari pemerintahan italia, menjelang Perang Dunia II, pada tahun 1935 ia kembali ke laboratorium dan mendemonstrasikan temuan terbarunya, yaitu radar
Radio, salah satu teknologi media massa. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Radio, salah satu teknologi media massa. (Foto: Pixabay)
Howard, Penemu Radio FM
Peran Howard Edwin Howard Amstrong tercatat sebagai penemu radio FM. Ia lahir pada tahun 18 Desember 1890 di kota New York. Ayahnya adalah seorang penerbit buku dan ibunya adalah seorang guru.
ADVERTISEMENT
Pada usia 14 tahun, Amstrong membaca buku telegraf karangan Marconi. Ia sangat kagum kepada Marconi dan ingin menyempurnakan hasil temuan tersebut dan berniat untuk membuat temuan dengan hasil suara yang lebih jernih.
Untuk itu, Amstrong masuk Fakultas Teknik Listrik di Universitas Columbia. Ia lulus sebagai insinyur listrik dan menjadi guru besar.
Pada tahun 1912, Amstrong berhasil membuat sirkuit regeneratif dan sirkuit feedback dan mempelajari tabung hampa buatan De Forest yang bernama Trioda dan Audion. Kemudian, Amstrong menggabungkan penemuannya, dengan tabung hampa buatan De Forest.
Hasil dari tabung tersebut keluar suara beribu- ribu kali lebih jelas. Radio FM inilah yang kamu dengarkan sehari-hari hingga kini.
Nasib Radio Kini
ADVERTISEMENT
Kini, televisi menjadi media utama dan Internet tumbuh sangat pesat di berbagai segmen usia. Keadaan ini menimbulkan berbagai asumsi terhadap eksistensi dari media radio.
Nielsen Radio Audience Measurement mencatat bahwa meskipun internet tumbuh pesat, tidak berarti bahwa jangkauan akan pendengar radio menjadi rendah. Kendati penetrasi media televisi (96%), Media Luar Ruang (52%) dan Internet (40%) masih tinggi namun media radio masih terbilang cukup baik di angka 38 persen pada kuartal ketiga 2016 ini.
Hasil temuan Nielsen Radio Audience Measurement pada kuartal ketiga tahun 2016 menunjukkan bahwa 57% dari total pendengar radio berasal dari Generasi Z dan Millenials atau para konsumen masa depan. Saat ini 4 dari 10 orang pendengar radio mendengarkan radio melalui perangkat yang lebih personal, yaitu mobile phone.
ADVERTISEMENT
Menurut data Nielsen, hingga pertengahan 2016 radio masih didengarkan oleh sekitar 20 juta orang Indonesia..
Bagaimana dengan kamu, masihkah mendengarkan radio?
Ilustrasi mendengarkan musik. (Foto: Thinkstock/Oinegue)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendengarkan musik. (Foto: Thinkstock/Oinegue)