Shenina Cinnamon -Yusuf Mahardika Ungkap Kesulitan Syuting Film Tale of The Land

6 Oktober 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Momen red carpet pemain film Tale of the Land di Busan International Film Festival 2024. Foto: Arman Febryan
zoom-in-whitePerbesar
Momen red carpet pemain film Tale of the Land di Busan International Film Festival 2024. Foto: Arman Febryan
ADVERTISEMENT
Shenina Cinnamon dan Yusuf Mahardika membintangi film karya sutradata Loeloe Hendra yang berjudul Tale of the Land. Film tersebut tayang perdana di Busan International Film Festival (BIFF) pada 4 Oktober lalu.
ADVERTISEMENT
Tale of the Land mengisahkan tentang anak gadis bernama May (Shenina) yang dibawa kakeknya (Arswendi Bening Swara) sejak kecil, karena menentang penggusuran tanah leluhurnya. Sang kakek dan May tinggal di rumah apung di atas danau untuk sembunyi dari pihak-pihak yang berupaya mengusir mereka.
Poster fil Tale of The Land. Foto: Instagram/ @kawankawanmedia
Syuting film ini pun sebagian besar dilakukan di rumah apung tersebut. Shenina dan Yusuf menemukan banyak kesulitan selama syuting di atas air.
"Wah, syuting di darat aja sulit, ya, apalagi di air. Kita hampir 99 persen syuting di air. Kesulitannya karena enggak terbiasa floating, jadi selalu bergerak terus, enggak pernah diam," jelas Yusuf Mahardika kepada kumparan di BIFF Hill, Busan, Korea Selatan.
"Aku, sih, tiga hari pertama mual karena beradaptasi dengan kondisi yang selalu bergoyang di atas air," tambahnya.
Momen red carpet pemain film Tale of the Land di Busan International Film Festival 2024. Foto: Arman Febryan
Dalam kesempatan yang sama, Shenina menerangkan bahwa tim produksi film memperhitungkan seluruh perabotan yang ada di dalam rumah apung. Hal itu dilakukan untuk menjaga keseimbangan.
ADVERTISEMENT
"Beratnya berapa kita harus tahu. Karena itu berpengaruh dengan kemiringan rumah dan lain-lain. Intinya susahlah," tuturnya.
Film Tale of The Land Foto: Dok Poplicist
Selain itu, mereka juga harus menghadapi badai selama proses syuting. Namun, badai itu sebenarnya memang dibutuhkan untuk kebutuhan gambar.
"Kalau penasaran badainya kayak gimana, minimal bisa copotin genting, kencang banget. Tapi balik lagi, kita sengaja incar momen tersebut supaya selama syutingnya lebih realistis saja, mengincar banget momen seperti itu, ombak kencang, angin kencang," pungkasnya.