Slamet Rahardjo dan Niniek L Karim Reuni di Panggung Teater Setelah 48 Tahun

25 Januari 2025 10:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seniman Slamet Raharjo dan Niniek L. Karim tampil saat mementaskan teater bertajuk "Dag Dig Dug" di Teater Salihara, Jakarta, Jumat (24/1/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seniman Slamet Raharjo dan Niniek L. Karim tampil saat mementaskan teater bertajuk "Dag Dig Dug" di Teater Salihara, Jakarta, Jumat (24/1/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Kelompok Teater Populer kembali berpentas dengan menampilkan naskah karya Putu Wijaya, Dag Dig Dug. Disutradarai oleh aktor senior Slamet Rahardjo, pementasan ini dipersembahkan oleh Bakti Budaya Djarum Foundation bekerjasama dengan AP Production.
ADVERTISEMENT
Selain menjadi sutradara, Slamet Rahardjo juga berperan dalam teater ini. Menariknya, Slamet Rahardjo tampil bersama aktris senior Niniek L Karim, sebagai pasangan Bapak Salamun dan Ibu Hartati.
Keduanya pernah terlibat dalam lakon yang sama, yang juga dipentaskan oleh Teater Populer pada 1977 silam, di Taman Ismail Marzuki.
Aktor Reza Rahadian tampil saat mementaskan teater bertajuk "Dag Dig Dug" di Teater Salihara, Jakarta, Jumat (24/1/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Saat itu, Niniek dan Slamet masih berusia 28 tahun. Keduanya kembali di pentas dan lakon yang sama, setelah 48 tahun barlalu.
“Saya menerima tantangan akting ini, bukan saja karena naskahnya menarik, tetapi juga penghormatan saya atas Teguh Karya, selaku pendiri Teater Populer. Kalau tidak karena beliau, saya tidak akan menjadi seperti sekarang,” kata Niniek L. Karim dalam konferensi pers di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (24/1) malam.
ADVERTISEMENT
Berperan dalam Dag Dig Dug, Slamet Rahardjo mengaku kembali ke rumah.
Seniman Slamet Raharjo, Niniek L. Karim dan Reza Rahadian tampil saat mementaskan teater bertajuk "Dag Dig Dug" di Teater Salihara, Jakarta, Jumat (24/1/2025). Foto: Vincentius Mario/kumparan
"Bagi saya teater adalah rumah dan pementasan ini membawa saya kembali ke rumah saya, teater. Dag Dig Dug menampilkan berbagai situasi yang membuat penikmatnya merenung, tertawa getir, menghadapi semacam kekacauan yang terjadi dalam diri manusia dan sekitarnya," ujar Slamet.
Niniek L Karim menyebut lakon Dag Dig Dug adalah suatu refleksi, bahwa masyarakat tetap harus selalu waspada dan Dag Dig Dug dengan kondisi masa kini.
"Saya senang sekali karena kami tetap bisa mengekspresikan realisasi dari yang ada dalam masa kini. Menurut saya, Dag Dig Dug ini adalah suatu refleksi tentang kondisi masyarakat yang ada. Kita tetap harus waspada dan dag dig dug," tutur Niniek.
ADVERTISEMENT

Cerita tentang Dinamika Pasangan Suami Istri

Secara singkat, lakon Dag Dig Dug bercerita tentang sepasang suami-istri berusia lanjut dan mengelola indekos di rumah besar mereka. Persoalan muncul saat diperoleh telegram bahwa salah satu mahasiswa yang pernah tinggal di rumah itu, Chaerul Umam, mati kecelakaan di jalan.
Mereka merasa terpukul dengan kematian Chaerul Umam, tetapi juga berpura-pura mengenal dengan baik mahasiswa itu. Persoalan muncul ketika datang dua utusan yang membawa uang santunan, tetapi jumlahnya tidak sama dengan yang tertera pada tanda terima.
Tak hanya itu, konflik juga timbul mengenai akan digunakan untuk apa dana itu. Keributan-keributan kecil di antara mereka berdua dan orang di sekelilingnya, menjadi dinamika yang manis. Ditambah, adanya tokoh pembantu rumah tangga yang selalu menjadi pihak yang ditindas oleh majikannya, yaitu Cokro.
ADVERTISEMENT
Seniman Slamet Raharjo dan sejumlah seniman tampil saat mementaskan teater bertajuk "Dag Dig Dug" di Teater Salihara, Jakarta, Jumat (24/1/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Selain Slamet Rahardjo dan Niniek L. Karim, pementasan ini juga menghadirkan Reza Rahadian, Donny Damara, Jose Rizal Manua, Kiki Narendra, dan Onkar Sadawira.
Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, menyebut Teater Populer adalah tonggak penting dalam sejarah seni pertunjukkan di Indonesia.
"Teater Populer itu tonggak. Pementasan kembali lakon ini oleh Teater Populer sekaligus merayakan kembali karya Putu Wijaya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah pemikiran dan perasaan penonton,” ujar Renitasari.
Pentas Dag Dig Dug ini diproduseri oleh Paquita Wijaya dan Samuel Wattimena, dengan co produser Taba Sanchabakhtiar. Dag Dig Dug akan dipentaskan pada Sabtu (25/1) dan Minggu (26/1) pukul 19.00 WIB di Teater Salihara, Jakarta Selatan.