Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Duka mendalam atas kepergian seniman sekaligus penulis Arswendo Atmowiloto juga dirasakan oleh komedian Soleh Solihun. Ia ikut berduka atas kepergian wartawan senior tersebut pada Jumat (19/7).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Arswendo tak hanya sekadar wartawan senior, tapi ia juga merupakan seorang penulis yang hebat. Soleh mengaku memiliki kenangan tersendiri atas sosok Arswendo.
"Saya pernah menjadikan beliau sebagai narasumber skripsi soal majalah musik. Tahun 2004 saya telepon Arswendo dan janjian di kantornya di daerah Bintaro," ungkap Soleh Solihun saat ditemui di Balai Sarbini, Jumat (19/7) malam.
Rupanya perjuangan Soleh dengan naik metro mini dan mencari alamat kantor yang cukup sulit tidak membuahkan hasil. Saat tiba di kantor tersebut, ternyata Arswendo sudah pergi.
"Akhirnya saya kejar dia ke Pakubuwono, dia lagi isi seminar. Kami wawancara di tempat parkir sambil berdiri, sambil dia menghabiskan beberarapa batang rokok di parkiran mobil dengan santai," kenangnya.
ADVERTISEMENT
Meski membutuhkan effort demi bertemu sang narasumber, namun Soleh Solihun tak menyesal memilih pria berusia 70 tahun itu sebagai narasumber skripsi.
"Saya merasa Arswendo baik karena mau ngeladenin mahasiswa dari Jatinangor. Mau meluangkan waktu buat saya yang bukan siapa-siapa. Kalau orang yang baik pasti dia bilanga lagi sibuk. Jadi salah satu orang yang berjasa meluluskan saya. Jadi dari sisi akademis saya berhutang budi sama dia," ungkapnya.
Lantas, karya-karya Arswendo apa yang paling diingat oleh Soleh Solihun?
"Ya, kalau dari sisi jurnalistik karya dia ya Tabloid Monitor. Itu kan pionir tabloid infotainment. Ketika sekarang banyak jenis infotainment baik cetak, online, dan televisi ya dia salah satu pionirnya. Dia yang memplopori media yang gabungin infotainment dan berita. Jadi menurut saya wartawan infotainment yang sekarang ini berhutang budi sama Arswendo yang membuka jalan," beber Soleh.
ADVERTISEMENT
"Dia salah satu yang mendirikan (majalah) Hai. Jadi jurnalis berhutang banyak sama dia apalagi jurnalis hiburan, dia yang memulai segalanya," sambungnya menutup obrolan.
Setelah menjalani perawatan insentif, kondisinya mulai membaik dan pulang ke rumah. Namun takdir berkata lain, penulis 'Keluarga Cemara' ini pun pergi untuk selamanya. Arswendo Atmowiloto meninggalkan satu orang istri, tiga orang anak dan enam cucu.
Hari ini Sabtu (20/7), setelah disemayamkan di rumah duka, jenazah Arswendo akan dibawa ke Gereja Matius Bintaro untuk misa pelepasan jenazah.
ADVERTISEMENT
Kemudian jenazah akan dimakamkan di San Diego Hills Karawang.