Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki deretan superhero dengan jalan ceritanya yang menarik. Biasanya kisah para jagoan tersebut diangkat ke dalam novel atau komik. Sebagian sudah sempat diangkat ke dalam serial dan layar lebar.
ADVERTISEMENT
Nah, belakangan ini, cerita dari komik mengenai sosok superhero Indonesia, juga mulai kembali diangkat ke layar lebar. Beberapa rumah produksi nampaknya kian percaya diri untuk menggarap kisah pahlawan super dari tanah air.
Story berikut akan membahas cerita superhero Indonesia yang diangkat ke layar lebar. Begini ulasannya.
1. Wiro Sableng
Karakter Wiro Sableng amat lekat dengan masyarakat Indonesia. Tingkahnya yang konyol dan kocak, membuat jagoan yang satu ini sering mengundang gelak tawa penonton ketika tengah beraksi.
Pada tahun 2018, Wiro Sableng menyapa para penggemarnya lewat versi layar lebar. Tak main-main, film tersebut bahkan juga melibatkan rumah produksi Hollywood.
Ya, film yang diangkat dari cerita fiksi yang dibuat oleh Bastian Tito diproduksi oleh Lifelike Pictures bersama dengan 20th Century Fox, yang memproduksi film 'Deadpool'. Vino G Bastian selaku putra mendiang Bastian Tito, bahkan memerankan langsung karakter fiksi karangan sang ayah.
Ketika ditayangkan pada 30 Agustus 2018, film 'Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212', mendapat sambutan hangat dari para penikmat film tanah air. Film tersebut berhasil mendapatkan lebih dari 1,5 juta penonton.
ADVERTISEMENT
“Memang ini suatu kebanggaan buat kita semua, karena filmmaker kita, SDM kita ternyata enggak kalah, karya mereka bisa sangat dilirik sama luar. Padahal, filmnya saja belum mulai ‘kan. Dari persiapan saja udah bikin pihak Hollywood tertarik untuk bergabung di sini,” tutur Vino kala itu.
2. Gundala
Komik ’Gundala Putra Petir’ yang pertama kali terbit pada tahun 1969, merupakan karya Harya Suraminata atau Hasmi. ’Gundala Putra Petir’ bercerita mengenai seorang peneliti bernama Sancaka yang menemukan serum anti petir. Namun, suatu hari, Sancaka tersambar petir dan ditarik oleh kekuatan dari planet lain.
Rupanya kejadian tersebut mempertemukan Sancaka dengan kerajaan petir. Hingga akhirnya ia diberkati sebuah kekuatan super, salah satunya bisa mengeluarkan kilat dari telapak tangannya. Kekuatan tersebut ia gunakan untuk membasmi kejahatan.
ADVERTISEMENT
Untuk versi layar lebarnya, Joko Anwar selaku sutradara mengubah jalan ceritanya, sehingga lebih sesuai dengan masa kini. Selain sebagai sutradara, Joko dipercaya menjadi penulis skenario film ‘Gundala’. Menurut pria berusia 42 tahun itu, tidak mudah untuk membuat skenario film tersebut. Ia membutuhkan waktu selama empat bulan untuk menyelesaikannya.
“Tantangan paling besar adalah bagaimana meng-update cerita ‘Gundala’ menjadi cerita yang kuat dan sensibilitasnya cocok dengan masyarakat zaman sekarang,” ucap Joko ketika ditemui di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, belum lama ini.
Dari segi cerita, Joko menyatakan bahwa film ‘Gundala’ akan banyak mengangkat kisah tokoh Sancaka, dari kecil hingga menjadi Gundala ketika dewasa. Ia mendapat catatan kecil milik Hasmi, sehingga memudahkannya dalam proses pembuatan film ‘Gundala’.
ADVERTISEMENT
Tak hanya dari segi cerita, Joko juga melakukan beberapa perubahan dari segi kostum. Beberapa unsur, seperti sayap kecil di kepala masih dipertahankan.
Namun beberapa unsur harus ia singkirkan untuk membuatnya kian realistis. Begitu pula dengan pemilihan kacamata dan masker, yang menggantikan topeng dalam penampilan Gundala di komik.
Aktor Abimana Aryasatya dipercaya untuk memerankan Sancaka atau Gundala. Sementara, Muzzaki Ramdhan yang memerankan Sancaka atau Gundala Muda.
Pada awalnya, Abimana sempat menolak tawaran memerankan sosok Gundala, karena kendala waktu. Namun, Joko memberikannya waktu untuk menyelesaikan proyek lain.
“Ini human banget. Bukan jagoan yang tidak terkalahkan. Dia bisa sakit hati, bisa luka,” kata Abimana
3. Gatot Kaca
Kisah pertempuran Pandawa dan Kurawa maupun Gatotkaca selama ini dikenal lewat dunia pewayangan. Namun kini, cerita tentang mereka akan diangkat ke dalam layar lebar lewat film 'Satria Dewa: Gatotkaca'.
ADVERTISEMENT
Pencetus film tersebut ialah Satria Dewa, Magma Production, dan Caravan. Charles Gozali dipercaya memegang posisi sebagai sutradara.
Pembuatan film 'Satria Dewa: Gatotkaca' saat ini masih dalam proses penggarapan skenario dan akan memulai proses syuting pada pertengahan tahun ini.
"Entah Juni atau Juli," kata Charles saat ditemui di Djakarta Theater XXI, Sarinah, Jakarta Pusat.
Sementara filmnya rencana tayang pada 2020,
Saat memutuskan untuk membuat film 'Satria Dewa: Gatotkaca', tim telah melakukan riset terlebih dahulu. Sejak dua tahun lalu, mereka mencari fakta mengenai tokoh Gatotkaca.
Guna mendapat data yang lengkap, mereka menemui banyak penulis novel wayang Jawa. Ada pula yang melakukan riset dengan pergi ke festival wayang di Semarang.
"Jadi, setiap ada ini (acara pewayangan) pasti kami datangi dan temui," tutur Charles.
Mengenai pemain dalam film 'Satria Dewa: Gatotkaca' masih dirahasiakan. Baru Cecep Arif Rahman yang diperkenalkan sebagai pelatih koreografi.
ADVERTISEMENT
"Belum bisa diberitahu siapa yang akan memerankan Gatotkaca. Untuk musuh dari Gatotkaca, si Ashwatthama, juga belum bisa diberi tahu karena masih kita list siapa yang kira-kira cocok," ucap Charles.
4. Si Buta dari Gua Hantu
Komik ‘Si Buta dari Gua Hantu’ karya Ganesh TH akan diangkat ke layar lebar. Timo Tjahjanto dipercaya untuk menggarap film itu.
‘Si Buta dari Gua Hantu’ menceritakan mengenai perjalanan hidup Barda Mandrawata, seorang pendekar silat dari perguruan pencak silat Elang Putih. Saudara seperguruannya harus tewas di tangan pendekar kejam dan misterius berjuluk ‘Si Mata Malaikat’.
Barda harus rela kehilangan indra penglihatannya dalam misi balas dendamnya. Namun, pada akhirnya ia menemukan sebuah gua tersembunyi. Dalam gua tersebut ia mempelajari ilmu ajian yang langka.
ADVERTISEMENT
Untuk film layar lebar, Timo menjelaskan, asal muasal Barda akan dijadikan sebagai fokus utama. “Kami secara lengkap akan jelaskan sosok dia, bagaimana bisa dia menjadi pendekar buta, bisa memakai baju dari kulit ular, serta tongkatnya dari batu granit. Itu akan kami kupas semua,” kata Timo.
Sutradara film ‘The Night Comes for Us’ itu menambahkan, latar masa penjajahan kolonial akan menghiasi film ‘Si Buta Dari Gua Hantu’. Bagi Timo, kondisi Indonesia kala itu sangat menarik untuk dieksplorasi.
“Di mana saat Indonesia lagi struggle banget sama keadaan yang pahit. Nah, filosofi yang kuat memakan yang lemah itu menarik banget buat dieksplor,” tutur Timo.
Proyek tersebut masih dalam tahap penggarapan. Para pemain film juga masih disembunyikan.
ADVERTISEMENT