Sutradara Film Autobiography: Oscar Itu Sebenarnya soal Uang

20 April 2024 12:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Film Autobiografi. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Film Autobiografi. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Film Autobiography mewakili Indonesia dalam perhelatan Piala Oscar 2024. Film karya Makbul Mubarak itu bersaing dengan berbagai film negara lain untuk masuk nominasi Best International Feature. Namun film Autobiography gagal masuk nominasi.
ADVERTISEMENT
Sempat mengadakan campaign untuk film Autobiography di Los Angeles, Makbul kini punya pandang tersendiri dalam melihat Oscar.
"Oscar itu uang. Saya harus mengatakan Oscar itu uang. Siapa yang punya uang banyak, dia akan jago. Oscar itu adalah soal uang, kami harus campaign. Jadi, selama film Indonesia itu tidak punya distributor Amerika yang kuat dan dukungan pemerintah yang kuat, dia tidak akan bisa tembus di Oscar," kata Makbul saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat.
Makbul Mubarak. Foto: Vincentius Mario/kumparan
Untuk bisa menembus nominasi, Makbul dan kawan-kawan harus mengadakan sebuah kampanye mewah pemutaran film bagi para voters.
Di sana, setiap sineas harus mengeluarkan budget yang tidak sedikit untuk menjamin akomodasi para voters ikut campaign, bahkan untuk hal sekecil biaya parkir.
ADVERTISEMENT
"Karena gini, kita harus kampanye. Karena dia punya member 10 ribu, kita harus yakinkan dia vote kita. Kalau kita buat satu campaign screening, kita undang member voter Oscar, parkirnya aja kami yang bayar. Kami kemarin bikin di LA," jelas Makbul.
"Bioskop kan harus bayar. Kami harus bikin party buat mereka. Nah, kami cuma punya uang untuk bikin dua party, dua screening. Bayangkan, Oppenheimer berapa ribu?" lanjutnya.
First look film Autobiography. Foto: kawan kawan media dan Kaninga Pictures

Sutradara Film Autobiography Ungkap Ada Dukungan Pemerintah

Meski begitu, Makbul mengapresiasi dukungan pemerintah Indonesia untuk Autobiography ke Oscar 2024.
"Dukungan pemerintah bagus. Semua dana yang kami pakai untuk bikin screening itu dari pemerintah. Tapi coba belajar kita dari Parasite, mereka punya Korea Content Agency. Indonesia ada juga, tapi memang enggak besar. Itu maksimal menurut saya," tutur Makbul.
ADVERTISEMENT
Dari pengalamannya, Makbul mengatakan Oscar itu tak mesti dijadikan patokan kesuksesan sebuah film Indonesia.
"Apa sih pentingnya bagi film Indonesia ke Oscar? Gengsi aja kan? Nasionalisme banal aja kan? Enggak ada, ngapain kita bikin film Indonesia dengan misi memenangkan FFI-nya Amerika?" tutup Makbul.