Tak Makan Nasi Selama 2 Tahun, Juwita Bahar Sempat Koma

8 Januari 2021 12:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juwita Bahar. Foto: Munady Widjaja
zoom-in-whitePerbesar
Juwita Bahar. Foto: Munady Widjaja
ADVERTISEMENT
Juwita Bahar pernah punya pengalaman tak menyenangkan dalam hidupnya. Semua karena ia memutuskan untuk melakukan diet ketat. Kala itu, dirinya memilih untuk tidak makan nasi hingga kondisinya tiba-tiba drop.
ADVERTISEMENT
"Awalnya aku, tuh, diet, mengurangi nasi banget dan menjauhi nasi selama dua tahun gitu. Terus, aku sakit maag, panas, dan demam. Ya, udah, deh. Pas ngobrol sama papa gitu, katanya aku udah di bawah alam sadar gitu, dibawa ke rumah sakit, ya, koma," ungkap Juwita Bahar di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Juwita Bahar. Foto: Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan
"Aku enggak makan nasi selama dua tahun. Jadi, karbohidrat sama protein enggak seimbang. Pas dibawa ke RS itu tensi aku 180, darah tinggi di usia aku 10 tahun," tambahnya.
Kala itu, Juwita diduga mengalami meningitis. Hanya saja, putri pedangdut Anissa Bahar ini tak tahu pasti soal diagnosis dokter.
"Enggak tahu, sih. Kata dokter, aku kanker otak atau virus otak. Apalah itu soal otak, tapi aku kurang tahu pasti meningitis atau apa," katanya.
ADVERTISEMENT
Kondisinya saat itu juga membuat keluarga Juwita panik. Sang ayah memutuskan 24 jam menjaganya di rumah sakit.
"Mama, papa, dan keluarga besar, semua khawatir. Ya, aku buat mereka kalang kabut," ungkap Juwita.
Juwita Bahar. Foto: Munady Widjaja

Juwita Bahar Kenang Masa Pemulihan Dirinya Usai Alami Koma

Setelah sempat mengalami koma selama 15 hari, Juwita Bahar akhirnya bersyukur bisa diberikan kesempatan kedua untuk menjalani hidup. Padahal, sebelumnya, dokter menduga kesempatan hidup untuk Juwita sangat kecil.
"50:50 gitu kata dokter. Kalaupun hidup, akan lumpuh kayak Gugun Gondrong. Alhamdulillah, aku udah pulih banget, udah jadi Juwita yang semula yang aktif, bawel, dan cerewet," ujarnya.
Menurut Juwita, saat masa pemulihan, ia benar-benar tak bisa menggerakkan badan. Semua aktivitas yang ingin dilakukannya harus dibantu oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
"Sama kayak anak bayi lagi. Bangun mesti diangkat, mesti dibantu. Belajar jalan, belajar menulis. Lupa, sih, pemulihan berapa lama. Tapi, ya, semua dilakukan di rumah, makan dijaga," kenangnya.