Talitha Curtis Alami Overeating: Makan 7-8 Kali Sehari dan BB Naik Drastis

Aktris Talitha Curtis. Foto: Instagram/talithacurtis_

Nama Talitha Curtis mendadak jadi sorotan usai dirinya diketahui berjualan risol di pinggir jalan. Perempuan yang pernah berjaya sebagai ratu FTV ini ternyata mengalami perubahan hidup yang cukup drastis di usianya yang menginjak 22 tahun.

Menurut Talitha Curtis semua berawal karena pertengkarannya dengan sang ibu. Saat itu, sang ibu ternyata memilih untuk meninggalkan Talitha seorang diri.

Kenyataan pahit itu akhirnya membuat Talitha yang saat itu masih berusia 20 tahun mengalami depresi. Perekonomiannya pun morat-marit terutama saat Covid-19. Ia pun memutuskan vakum dari dunia hiburan yang membesarkan namanya.

"Namanya Covid, enggak ada panggilan syuting apa pun. Ditambah kena problem sama nyokap, berantem besar dan nyokap pergi dari rumah. Dari situ aku merasa waktu itu, 'ih nyokap aja bisa cabut, orang lain bisa berarti bisa tinggalin gue'. Kayaknya karena terluka dan kecewa ke nyokap," ujar Talitha Curtis saat menjadi bintang tamu di podcast Denny Sumargo.

Sementara itu, saat menjadi bintang tamu di podcast Melaney Ricardo, pesinetron Ganteng-Ganteng Serigala ini mengaku mengalami depresi karena kondisi yang ia jalani.

Talitha pun melampiaskan emosinya saat stres dengan cara makan berlebihan. Alhasil tubuhnya yang ideal pun mengalami perubahan drastis. Ia mengalami overeating hingga berat badannya melonjak ke 115 kg.

"Jadi aku kalau stres itu akan bisa makan 7-8 kali dalam satu waktu. Terus, ya, overeating itu. Akhirnya aku enggak aware sama my body. Pas nimbang sudah 115 kilo, (dulu) 55, 59, 60. Paling berat aku itu di 70," bebernya.

Talitha Curtis. Foto: Instagram/talithacurtis_

Talitha mengakui bahwa kepergian sang ibu membuatnya sangat hancur. Ia tak menyangka orang yang menjadi pegangan hidupnya selama ini malah pergi meninggalkannya sendiri. Hal ini yang membuat Talitha terpuruk dan menjadi depresi.

"Aku kacau banget, jadi kayak singa keluar dari kandang gitu. I battle depression so bad," pungkasnya.