Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Selagi pihak bioskop itu bisa mengelola protokol kesehatan yang lebih baik. Karena mereka juga punya tanggung jawab kehidupan terhadap karyawannya, terhahadap perusahaannya," ungkap Mathias Muchus di kawasan Tendean, Jakarta Selatan.
Mathias menilai tidak adil apabila pemerintah memberikan izin kepada bidang layanan lain untuk buka, namun tidak untuk bisokop.
"Tidak fair kalau bidang lain diberi kelonggaran, sedangkan bioskop sampai detik ini masih tarik ulur. Mudah-mudahan ke depannya bisa dicari solusi biar masyarakat bisa tetap nikmat saat nonton. Bioskop juga bisa membuka usaha di tengah pandemi," lanjutnya.
Terkait soal kabar yang menyebutkan bahwa para penonton bioskop harus keluar setiap 30 menit sekali, Mathias tak mau ambil pusing selama itu masih berupa kabar simpang siur.
ADVERTISEMENT
"Kalau isu, tak perlu ditanggapi. Tapi, kalau memang, ya, begitu, saya pikir kita harus mengikuti peraturan. Mudah-mudahan saja ada cara lain," ujarnya.
Kini, menonton film pun sudah bisa dinikmati di layanan OTT. Kendati demikian, Mathias menilai penggemar film bioskop berbeda dengan penikmat film yang tayang di OTT.
"Film akan tetap film, bioskop akan selalu ada karena penikmat bioskop itu beda sama penikmat OTT. Kayak makan di restoran sama makan di warung, warteg, atau di rumah. Sifatnya berbeda-beda, karakternya juga berbeda," ungkap Mathias Muchus .
"Saya yakin betul bahwa suatu saat perfilman kita akan tumbuh kembali dengan baik, bioskop juga akan dibuka dengan baik. Ya, mudah-mudahan semua ini kita lalui dengan sikap yang bijaksana, jangan maksain diri juga karena pandemi ini enggak main-main dan ini cukup serius," tambahnya.
ADVERTISEMENT