Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Suasana haru meliputi pemakaman seniman asal Yogyakarta Djaduk Ferianto di pemakaman keluarga di Sembungan, Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (13/11).
ADVERTISEMENT
Sejumlah seniman turut mengiringi kepulangan Djaduk. Termasuk salah satunya Marzuki Mohammad atau akrab disapa Kill The DJ .
Juki mengenang kebaikan Djaduk Ferianto . Di saat Juki miskin, Djaduk lah yang meminjamkan studio rekaman kepada Juki dan teman-temannya Jogja Hip Hop Foundation. Hingga akhirnya group band Yogya itu menelurkan karya-karya.
"Dulu saya miskin enggak punya apa-apa, yang minjemin studio buat rekaman untuk pertama kali mas Djaduk," kata Juki alias Kill The DJ sembari menahan isak tangis saat ditemui usai pemakaman.
Juki mengatakan Djaduk Ferianto memang berkarakter keras. Namun di balik karakternya itu, hati Djaduk amat lembut dengan senantiasa peduli orang-orang di sekitarnya.
"Di balik karakternya yang keras dia itu sangat peduli orang-orang di sekitarnya tumbuh. Dan ngasih kesempatan teman-teman jadi Jogja Hip Hop Foundation itu yang minjemin mas Djaduk. (Saya) enggak ada studio ya miskin, mas Djaduk membuka diri kita rekaman," pungkas Kill The DJ yang mengenakan baju dan kopiah hitam.
ADVERTISEMENT
Djaduk Ferianto meninggal dunia pada Rabu (13/11) dini hari tadi. Berdasarkan keterangan keluarga, Djaduk diduga meninggal karena serangan jantung.
Kakak Djaduk, Butet Kartaredjasa mengatakan adiknya menghembuskan napas terakhir di pangkuan istri tercinta.
"Tadi, kurang lebih jam setengah 3, itu Djaduk mendapatkan serangan jantung dan akhirnya Djaduk meninggal di pangkuan istrinya. Setelah kemudian didatangkan dokter dari JIH untuk memastikan, sehingga terkonfirmasi Djaduk meninggal," kata Butet saat ditemui di rumah duka.
Butet menjelaskan beberapa hari terakhir ini adiknya memang sibuk latihan sebagai persiapan acara 'Ngayogjazz 2019' yang digelar 16 November mendatang.
Butet tetap berharap Ngayogjazz bisa dilaksanakan karena merupakan kenangan terakhir untuk Djaduk Ferianto.
"Tapi yang pasti mudah-mudahan Ngayogjazz bisa terus diwujudkan, dilanjutkan. Dilaksanakan tanggal 16 ini, sebagai monumen terakhirnya Djaduk," pungkas dia.
ADVERTISEMENT