Tom Holland Sebelum Jadi Spider-Man: Si Kurus yang Suka Balet

10 Juli 2017 17:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Transformasi Tom Holland (Foto: Sony Pictures/Summit Entertainment)
zoom-in-whitePerbesar
Transformasi Tom Holland (Foto: Sony Pictures/Summit Entertainment)
ADVERTISEMENT
Darah seni mengalir dalam darah Tom Holland dari orangtuanya Nicola Elizabeth (fotografer) dan Dominic Holland (komedian dan penulis). Tom punya latar belakang kuat mengapa dia dipilih untuk memerankan Spider-Man versi baru.
ADVERTISEMENT
Semua dimulai dari panggung teater. Saat sekolah, aktor kelahiran 1 Juni 1996 ini mengikuti kelas menari hip-hop di Nifty Feet Dance School di Wimbledon, Inggris. Bakat Tom dilirik koreografer Lynne Page ketika menyaksikan pertunjukan Richmond Dance Festival pada 2006. Saat itu, Tom yang berusia 10 tahun mewakili sekolahnya.
Setelah 8 kali audisi dan dua tahun latihan—termasuk balet—, Tom memulai debut di panggung teater lewat pertunjukan Billy Elliot the Musical pada 28 Juni 2008. Dia memerankan tokoh Michael, sahabat dari Billy sang pemeran utamanya.
Awalnya, cowok jebolan The BRIT School for Performing Arts and Technology ini dinilai terlalu kecil untuk peran utama Billy. Tapi setiap kali audisi lanjutan, Tom terlihat memiliki perkembangan pada fisiknya. Terima kasih kepada balet dan latihan gymnastic yang dilakukan secara rutin.
ADVERTISEMENT
“Aku sangat senang pernah melakukan latihan itu. Itu sangat bernilai bagi karierku dan aku menggunakannya di hampir semua (pekerjaan) yang aku lakukan setelah itu,” kata Tom kepada Interview.
Tom Holland sebelum jadi Spider-Man (Foto: dok.Billy Elliot the Musical)
zoom-in-whitePerbesar
Tom Holland sebelum jadi Spider-Man (Foto: dok.Billy Elliot the Musical)
Ada masa ketika Tom mendapatkan bullying dari teman-temannya di sekolah karena pilihan ekstrakulikuler menari dan balet. Tapi semangatnya lebih besar daripada rasa takut atau malu akibat cemoohan orang lain.
“Aku memiliki masa yang cukup berat. Ada waktu ketika aku di-bully karena menari dan sebagainya. Tetapi mereka tidak cukup menjatuhkanku untuk berhenti melakukannya.”
Panggung teater tak sekadar menuntut kemampuan akting, tapi juga stamina, keahlian menari dan bernyanyi. Tom melakoni semuanya lewat proses yang panjang dan komitmen tinggi.
Film ‘The Impossible’ (2012) garapan sutradara J.A. Bayona menjadi pijakan pertama yang kuat dalam menapaki bukit Hollywood. Ketika itu, Tom kecil yang masih kurus berperan sebagai Lucas Bennet, bocah berusia 12 tahun yang jadi korban tsunami saat keluarganya berlibur ke Thailand. Tom beradu akting dengan Naomi Watts dan Ewan McGregor yang berperan sebagai orangtuanya.
ADVERTISEMENT
Mulai dari situ, peran demi peran datang kepadanya.
Modal Kuat untuk Jadi Spider-Man
Hampir tiap anggota The Avengers punya keahlian khusus. Hulk bisa menjadi raksasa dengan kekuatan menakutkan, Hawkeye punya panah yang tak pernah meleset, Black Widow dengan martial arts-nya hingga Iron Man si jenius teknologi. Jangan lupakan juga Thor dan Captain America yang punya alat andalan ketika membasmi alien.
Selain mengandalkan jaring laba-laba, Spider-Man juga bisa merayap di tembok, melompat dan berguling di udara. Tentu akan sangat menyenangkan bagi Marvel Studios apabila aktor yang mereka pilih memiliki keahlian dan kebugaran fisik.
Sebelum diumumkan sebagai pemeran Spider-Man baru, Tom Holland tahu cara mempromosikan dirinya sendiri. Dia mengunggah berbagai video yang memperlihatkan keahliannya backflip, melompat dan merayap di gedung bangunan berkat parkour.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dia bisa melakukan itu semua? Lihat saja materi latihannya!