Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Nama Ari Sihasale barangkali tak lagi sedemikian berkumandang di dunia hiburan Tanah Air sejak beberapa tahun terakhir. Bersama istrinya, Nia Zulkarnaen, lelaki yang akrab disapa Ale itu sibuk berkegiatan di balik layar dan mengungkap keindahan Indonesia Timur melalui program televisi Alenia's Journey Uncover NTT.
ADVERTISEMENT
Mengilas balik, Ale pernah sangat tenar pada era '90-an. Ya, pemilik nama lengkap Juharson Estrella Sihasale tersebut menjadi salah satu personel Cool Colors, boyband yang digandrungi di zaman itu.
Sejak awal berkarier di kancah hiburan hingga saat ini, penampilan Ale tentu berubah seiring berjalannya waktu. Berikut kumparan menyajikan perubahan lelaki berusia 45 tahun tersebut dulu dan sekarang.
1. Saat Jadi Model Majalah Remaja
Ale menjajal peruntungan di dunia modeling ketika usianya masih 17 tahun. Kala itu, ia mengikuti pemilihan Cover Boy MODE 1990.
Lelaki kelahiran 5 Oktober 1973 tersebut tak berhasil memenangkan ajang tersebut. Ia dikalahkan oleh Derry Laksamana dan didapuk sebagai runner up.
Sebagai model majalah remaja, Ari Sihasale tak hanya bermodalkan wajah tampan, melainkan juga tubuh yang proporsional. Ia tampil dengan gaya rambut khas tahun 1990-an. Sementara itu, wajahnya tampak bersih dari kumis maupun jenggot.
ADVERTISEMENT
2. Dikenal Luas Melalui Cool Colors
Cool Colors membuat nama Ari Sihasale dikenal luas. Boy band tersebut dibentuk pada pertengahan era '90-an dan terdiri atas Ale, Surya Saputra, dan Teuku Ryan.
Album perdana Cool Colors diluncurkan pada 1996. Bertajuk ‘Tataplah’, album itu memuat delapan lagu, termasuk yang dinyanyikan bersama Denada, 'Tiada Yang Lain'.
Dalam proses penggarapan album kedua, Teuku Ryan mengundurkan diri dengan alasan ingin fokus berkiprah sebagai pesinetron. Ari Wibowo dan Yohandi Yahya kemudian bergabung, menggantikan lelaki kelahiran 23 Oktober 1975 tersebut.
Cool Colors kemudian merilis album kedua, ‘Satu yang Pasti’, dengan single utama berjudul sama. Namun, hanya dalam hitungan tahun, boy band tersebut tak lagi berjaya.
3. Ketika Berkiprah di Kancah Sinetron
Sebelum tenar sebagai personel Cool Colors, Ari Sihasale telah memulai kariernya sebagai pesinetron. Beberapa sinetron yang pernah dibintanginya, yakni 'Buana Jaka' (1992), 'Jalan Makin Membara' (1994), 'Antara Jakarta-Perth' (1995), dan 'Bukan Perempuan Biasa' (1997).
ADVERTISEMENT
Melalui sinetron 'Ali Topan Anak Jalanan' yang tayang pada 1997, Ale berkesempatan menjadi pemeran utama sekaligus kian mendulang ketenaran. Aktingnya sebagai Ali Topan mendapat tanggapan positif dari para penonton.
Meski namanya semakin melambung ketika menjadi personel Cool Colors, Ale kala itu tak benar-benar meninggalkan ranah akting. Ia meneruskan sepak terjangnya sebagai pemain sinetron hingga beberapa tahun kemudian.
Sejumlah sinetron yang dibintanginya pada masa itu, antara lain 'Camelia' (2000), 'Andini' (2001), 'Kemilau Kemuning Senja' (2003), 'Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi' (2004), dan 'Heart Series' (2007).
4. Kala Terjun ke Film Layar Lebar
Tak hanya di layar kaca, Ari Sihasale juga melebarkan sayapnya ke film layar lebar. 'Virgin: Ketika Keperawanan Dipertanyakan' menjadi debutnya sebagai pemain film.
ADVERTISEMENT
Dalam film yang dirilis pada 2004 tersebut, Ale berperan sebagai seorang sutradara. Berkat aktingnya, ia dinominasikan sebagai 'Pemeran Pendukung Pria Terbaik' di Festival Film Indonesia (FFI) 2005.
Di 'Virgin: Ketika Keperawanan Dipertanyakan', Ale tampil dengan kumis dan berewok. Ia juga tampak mengenakan kacamata.
Dua tahun setelah membintangi film layar lebar perdananya, Ale berperan dalam 'Denias, Senandung di Atas Awan'. Tak hanya menghidupkan tokoh bernama Maleo, ia juga memproduseri film itu.
Akting Ale lagi-lagi membuahkan prestasi. Melalui perannya sebagai Maleo, ia dinominasikan sebagai 'Pemeran Pembantu Pria Terpilih' di Festival Film Jakarta 2007.
Di film garapan sutradara John de Rantau itu, Ale tampil dengan kumis dan jenggot lebat. Potongan rambutnya pun tak sependek dan serapi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Selain 'Virgin: Ketika Keperawanan Dipertanyakan' dan 'Denias, Senandung di Atas Awan', Ale membintangi pula film 'Heart' (2006) serta 'Garuda di Dadaku' (2009).
5. Penampilan Terkini
Berangkat dari perhatian khusus terhadap anak-anak dan kehidupan di Indonesia Timur, bersama Nia, Ale telah menggarap sejumlah film layar lebar yang temanya tak jauh-jauh dari dua hal itu.
Sebut saja 'Denias, Senandung di Atas Awan' (2006), 'Liburan Seru!' (2008), 'King' (2009), 'Tanah Air Beta' (2010), 'Serdadu Kumbang' (2011), 'Di Timur Matahari' (2012), dan 'Leher Angsa' (2013).
ADVERTISEMENT
Terbaru, Ale telah merampungkan karya terbarunya, 'Rumah Merah Putih'. Dibintangi oleh Pevita Pearce hingga Yama Carlos, film yang mengangkat rasa cinta Tanah Air yang dimiliki anak-anak di Atambua, NTT, itu akan dirilis pada 20 Juni mendatang.
Penampilan Ari Sihasale saat ini pun telah jauh berbeda dari tahun-tahun pertama ia berkarier di dunia hiburan. Tubuhnya tampak lebih berisi, wajahnya dihiasi kumis dan berewok, serta sebagian rambutnya mulai memutih.