4 Gangguan Tidur pada Anak yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

1 November 2024 20:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak tidur. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak tidur. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tidur yang cukup sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Setidaknya, anak-anak harus tidur selama kurang lebih 9 jam agar kesehatannya tak terganggu.
ADVERTISEMENT
Menurut WebMD, jika anak kekurangan tidur, suasana hatinya (mood) bisa buruk sepanjang hari. Tidak hanya itu, gangguan tidur juga dapat memicu masalah memori, konsentrasi, hingga perilakunya.
Kabar buruknya, dilaporkan American Academy Family Physician (AAFP), 50% anak-anak di dunia mengalami masalah tidur. Apa saja gangguan tidur pada anak yang umum terjadi?

Jenis Gangguan Tidur pada Anak

Ilustrasi Anak Tidur. Foto: Hung Chung Chih/Shutterstock
Merangkum laman Sleep Foundation, berikut ini beberapa jenis gangguan tidur yang biasanya menimpa anak-anak dan perlu diwaspadai orang tua.

1. Insomnia

Insomnia adalah gangguan tidur yang menyerang 20-30% anak kecil di dunia. Gejalanya dapat berupa kesulitan tidur, sering terbangun, atau keduanya. Pakar medis membagi insomnia pada anak menjadi tiga kategori, yaitu:
ADVERTISEMENT

2. Obstructive Sleep Apnea (OSA)

OSA terjadi ketika jaringan di tenggorokan menghalangi jalannya udara menuju hidung saat tidur. Hal ini dapat menyebabkan henti napas sesaat dan mengganggu kualitas tidur secara signifikan.
Sekitar 1-5% anak-anak mengalami sleep apnea. Penyebab umumnya meliputi pembesaran amandel, obesitas, kondisi gigi, atau cacat lahir tertentu.
Pengobatan sleep apnea bergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Namun, biasanya anak-anak akan diberikan terapi Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) atau menggunakan pelindung mulut di malam hari.

3. Mendengkur

Ilustrasi anak tidur mendengkur. Foto: Shutter Stock
Mayoritas anak-anak yang mengalami sleep apnea biasanya akan mendengkur. Namun, perlu diingat bahwa mendengkur tidak selalu menunjukkan masalah kesehatan yang serius.
Hanya saja, tak ada salahnya mendiskusikan kondisi anak dengan dokter jika mereka mendengkur terlalu keras. Dokter mungkin akan merekomendasikan tes studi tidur untuk mengevaluasi lebih lanjut dengkuran dan tidur anak.
ADVERTISEMENT

4. Berjalan Sambil Tidur

Berjalan sambil tidur alias sleep walking dikenal juga dengan istilah somnambulisme. Sesuai namanya, gangguan tidur ini melibatkan aktivitas berjalan ataupun perilaku kompleks lainnya saat anak tertidur.
Somnambulisme lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Perbandingannya sekitar 5% pada anak-anak dan hanya 1,5% pada orang dewasa.
Jika anak Anda mengalami kejadian ini secara terus-menerus, sebaiknya segera konsultasi ke dokter, Moms. Dokter dapat mencari tahu penyebab yang mendasarinya untuk memberikan perawatan yang efektif.