Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Kebiasaan membedong bayi baru lahir sudah ada sejak zaman dahulu kala. Namun, membedong bayi atau tidak merupakan pilihan setiap ibu.
ADVERTISEMENT
Alasannya beragam. Beberapa ibu memilih membedong bayi untuk memberikan kehangatan bagi si kecil. Sebaliknya, beberapa ibu lainnya memilih tidak membedong bayi karena khawatir dapat mengganggu tumbuh kembang bayi nantinya.
Membedong disebut sebagai salah satu cara membantu bayi agar merasa nyaman seperti berada di dalam rahim ibu. Saat bayi dibedong , bagian tubuhnya dibungkus dalam selimut sehingga hanya kepala saja yang kelihatan.
Penjelasan soal Aman atau Tidak Bayi Dibedong
Dikutip dari Healthline, sekitar 90 persen bayi di Amerika Utara dibedong di awal-awal minggu pertama kehidupannya. Sebab, membedong bayi baru lahir dapat membantu menenangkan refleks Moro, yakni refleks kejut yang biasanya akan muncul saat merasa terkejut.
Namun, apabila membedong tidak dilakukan dengan benar, maka akan menimbulkan risiko pada bayi.
“Kami menyarankan keluarga untuk menggunakan karung tidur (sleep sacks) sebagai gantinya, karena saat bayi bergerak, selimut yang Anda gunakan untuk membedong dapat terlepas, dan jika itu mengenai wajah mereka, pasti ada risikonya,” kata Cynthia Joly, Pendidik Perawat di CHEO, Ottawa, seperti dikutip dari Today’s Parents.
ADVERTISEMENT
Yang Perlu Dihindari saat Membedong Bayi
Ada beberapa hal yang mungkin belum Anda ketahui saat membedong sehingga berisiko untuk bayi, yaitu:
Jadi Moms, membedong bayi bisa dikatakan aman apabila dilakukan dengan cara yang benar. Sehingga, dapat meminimalisir risiko pada bayi. Terakhir, saat membedong bayi, pastikan kain yang digunakan berada di sekitar bahu, dan tidak diikat di leher ya, Moms.
ADVERTISEMENT