5 Cara Memperbaiki Mental Anak yang Sering Dimarahi

1 November 2024 14:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu marah pada anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu marah pada anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ada kalanya orang tua tanpa sengaja meluapkan amarahnya ke anak. Tindakan ini tentu sangat tidak disarankan karena bisa membawa dampak buruk terhadap mental si kecil.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Parent Circle, dampak psikologis yang dirasakan anak apabila dimarahi bahkan bisa lebih buruk daripada dampak kekerasan fisik, lho! Omelan yang terus-menerus dari orang tua juga dapat membuat anak merasa terhina, takut, bersalah, malu, cemas, dan stres.
Semua perasaan itu tentunya akan berdampak pada perkembangan psikologis anak hingga dewasa. Lantas, bagaimana cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi?

Cara Memperbaiki Mental Anak yang Sering Dimarahi

Ilustrasi Ayah Marah pada Anak Foto: Shutterstock
Moms, perlu dipahami bahwa memarahi dan menegur anak adalah 2 hal yang berbeda. Anda boleh menegur anak dengan tegas sambil memberikan penjelasan yang tepat di balik teguran tersebut. Namun, memarahi anak tanpa menjelaskan penyebabnya, atau bahkan mungkin tanpa alasan yang jelas, tidak disarankan sama sekali.
ADVERTISEMENT
Jika mental anak telanjur tersakiti oleh amarah orang tuanya, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya.

1. Minta Maaf

Ini adalah aspek yang paling penting dan wajib dilakukan orang tua setelah memarahi anaknya. Tatap mata si kecil, pastikan Anda mendapatkan perhatian mereka, lalu sampaikan permintaan maaf dengan tulus.
Dikutip dari Nurture and Thrive, orang tua harus meminta maaf dan mengakui kesalahan tanpa mengatakan "tetapi". Dengan begitu, si kecil juga akan belajar untuk berani meminta maaf saat salah di kemudian hari.

2. Sampaikan Rasa Cinta Anda

Merujuk laman All Pro Dad, setelah anak dimarahi orang tuanya, mereka akan bertanya-tanya apakah mereka dicintai atau dibenci. Nah, orang tua wajib menegaskan kembali kepada anak bahwa mereka tetap dicintai.
Namun, mungkin sebaiknya tunggu hingga emosi Anda reda terlebih dahulu. Kemudian temui si kecil dan sampaikan bahwa Anda mencintainya.
ADVERTISEMENT
Tak cukup sampai di situ, Anda juga harus menunjukkan rasa cinta itu. Caranya bisa dengan memeluk, menghabiskan waktu berdua, atau melakukan hal menyenangkan lainnya.

3. Dengarkan Anak

Ilustrasi marah pada anak Foto: Shutter Stock
Berikan perhatian penuh kepada anak dan dengarkan mereka. Jika mereka melakukan hal yang memicu kemarahan, sebaiknya berikan nasihat dengan cara yang bijak.
Selain itu, seringlah bertanya tentang keseharian mereka, seperti cerita tentang teman-teman, guru, atau kegiatan di sekolah. Hal sederhana ini akan membuat anak merasa diperhatikan dan tak ragu mengekspresikan diri lagi.

4. Jangan Memarahi Anak Lagi

Setelah anak mulai membuka diri lagi, jangan ulangi kesalahan yang sama, Moms. Untuk mendisiplinkan anak, Anda tak perlu marah-marah. Dikutip dari Health Hub, cobalah mendidik anak tanpa memberi label yang menyakiti hatinya, seperti malas, nakal atau bodoh.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, perbaiki perilaku anak dengan menjelaskan kenapa tindakannya tidak pantas. Sampaikan dengan nada yang lembut tapi tegas, agar mereka tidak salah paham dan menganggap bahwa Anda membencinya.

5. Kunjungi Psikolog Anak

Mental yang rusak bukan masalah yang bisa selesai dalam waktu singkat. Jika anak terus berlarut-larut dalam kesedihan atau mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas hariannya, sebaiknya segera rujuk ke psikolog.
Dikutip dari Kids Health, orang tua harus menyampaikan secara rinci apa yang telah dialami anak kepada psikolog. Proses pengobatan ini mungkin butuh waktu yang lama, tapi Anda akan melihat kemajuan yang signifikan selama prosesnya.