Alasan Ilmiah Kenapa Bayi Lebih Cepat Panggil Ayah daripada Ibunya

11 Juni 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang tua mengajak bayi bicara atau mengobrol. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang tua mengajak bayi bicara atau mengobrol. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Perkembangan bayi selalu dinantikan oleh orang tua setiap harinya. Dan salah satu yang sering bikin penasaran adalah, siapa yang akan pertama dipanggil oleh bayi, si ayah atau ibunya, ya?
ADVERTISEMENT
Berbagai cara dilakukan ibu agar merangsang bayi mengucapkan kata-kata pertamanya. Dan mungkin yang akan dilakukan adalah mengucapkan 'mama', 'ibu', 'bunda', atau sebutan lainnya.
Namun, bila yang dipanggil pertama kali oleh si kecil adalah ayah, jangan berkecil hati ya, Moms. Sebab, ada alasan ilmiah mengapa bayi cenderung lebih cepat mengucapkan 'Dada' atau 'dad, ayah dalam bahasa Indonesia' ketimbang 'Mama' atau ibu dalam bahasa Indonesia. Dan ini tidak ada hubungan dengan preferensi siapa yang paling disenangi oleh bayi.
"Hal ini dikaitkan dengan apa yang sering didengar oleh bayi," ucap ahli patologi bahasa wicara dan penulis 'The I Can Say Mama Book', Stephanie Cohen, kepada Today dikutip dari New York Post.
Cohen menyebut berpendapat bayi lebih sering mendengar kata panggilan seperti bapak dan sejenisnya, karena ibunya cenderung lebih banyak membicarakan pasangan pria ketimbang menyebut dirinya sendiri. Misalnya, "Ayah, tolong ambilkan popok.", "Papa, pegangin dulu aku mau ke toilet", dan lainnya.
ADVERTISEMENT

Bayi Juga Sedang Penasaran dengan Bunyi-bunyi yang Diciptakannya

Dalam beberapa kasus, bayi juga sebenarnya tidak berbicara kepada salah satu orang tuanya. Melainkan ia sedang menguji mulutnya dan penasaran dengan bunyi suara-suara yang dihasilkan.
"Saat bayi mengucapkan 'mama' atau 'dada', orang dewasa mungkin akan langsung semangat mengartikan bahwa bayi memahami kata tersebut. Padahal, bayi tersebut mungkin hanya sedang mengeksplorasi cara kerja mulutnya," jelas Cohen.
Di sisi lain, pakar linguistik Breyne Moskowitz, PhD, menyebut bunyi-bunyi sengau seperti "M" justru lebih sulit diucapkan.
Tetapi, tenang saja. Karena seiring dengan berjalannya waktu, bayi akan mulai memahami panggilan 'dada' atau 'mama' bisa dikaitkan dengan panggilan orang tuanya.
"Lambat laun mereka mulai memahami dengan pengalaman yang ia lihat dan dengarkan berulang-ulang pada kata-kata tersebut. Dan ia akan memperhatikan bahwa mama atau papa akan merespons ketika ada yang memanggilnya seperti itu," tutup Cohen.
ADVERTISEMENT