Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya Moms, berbagai reaksi seperti demam bisa dialami oleh seseorang yang baru saja mendapat vaksin. Bagi tubuh dewasa, tentu efek itu bisa diatasi dengan mudah. Sebab, individu dewasa mampu menjelaskan apa yang tubuhnya rasakan.
Tapi bagaimana dengan anak-anak?
Sering kali mereka hanya bisa menangis dan terlihat lemas apabila terserang demam usai mendapatkan suntikan vaksin. Hal itu kerap membuat orang tua khawatir.
Menurut Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) orang tua tak perlu merasa takut terhadap efek samping yang mungkin muncul setelah anak mendapatkan imunisasi dasar.
"Memang bisa menyebabkan rewel (ditambah risiko demam), dan itu merupakan istilahnya 'harga' yang harus ditempuh atau harus dibayar untuk mendapatkan manfaat jangka panjang proteksi terhadap penyakit buat anak kita," kata Hartono dalam acara Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Jakarta, Senin (8/5).
ADVERTISEMENT
Ia mengungkap, ketakutan orang tua terhadap efek samping atau kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) masih menjadi hambatan dalam pelaksanaan imunisasi dasar anak di Indonesia.
“Berdasarkan penelitian terhadap sekitar 600 anak yang mendapatkan suntikan imunisasi pentavalen pada usia 2-4 bulan, efek samping demam tinggi di atas 39 derajat hanya terjadi pada 1 persen anak dan demam 38 derajat hanya 25 persen anak,” tutur Hartono.
Nah, orang tua terus diimbau untuk tak perlu khawatir berlebih, sebab KIPI juga tidak selalu terjadi pada anak-anak setelah mendapatkan imunisasi. Kendati demikian, Hartono tetap mengingatkan agar orang tua memastikan kondisi kesehatan anak terlebih dahulu sebelum menerima imunisasi.
“Obat penurun demam atau parasetamol dapat disiapkan orang tua apabila anak memang mengalami demam setelah imunisasi,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Hartono, demam yang muncul wajar terjadi dan biasanya paling lama berlangsung selama 24 hingga 48 jam. Yang perlu diingat, orang tua tak dianjurkan untuk memberikan parasetamol sebelum anak mendapatkan imunisasi dan sebelum demam terjadi. Hartono mengatakan, bahwa pemberian obat sebelum waktunya justru akan mengganggu proses pembentukan antibodi.
"Antibodinya terbentuk memang, tetapi tidak setinggi bila tidak diberi parasetamol," ujar Hartono.
Menurutnya, parasetamol dibutuhkan saat suhu tubuh anak berada di atas 38 derajat celcius. Saat anak demam, disarankan untuk kompres dengan air hangat dan kenakan pakaian yang tipis. Demam, kata Hartono, adalah reaksi tubuh ketika menghadapi vaksin yang berisi kuman mati atau kuman yang dilemahkan
"Jadi, ada sistem kekebalan yang dilatih. Untuk nanti kalau dia ketemu musuh betulannya, dia sudah siap," tutup Hartono.
ADVERTISEMENT