Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tapi, mungkinkah seseorang bisa hamil saat IUD-nya masih terpasang? Nah Moms, sebelum itu, Anda perlu mengetahui cara kerja IUD terlebih dahulu yakni memblokir atau merusak sperma agar tidak bisa berenang ke sel telur, sehingga mencegah terjadinya pembuahan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, tingkat kegagalan IUD hanya berkisar 0,8 persen. Artinya, benarkah kehamilan masih bisa terjadi saat IUD terpasang?
Mungkinkah Bisa Hamil saat IUD Masih Terpasang?
Moms, dalam kasus yang sangat jarang, mungkin seorang wanita bisa hamil saat menggunakan IUD. Dilansir Medical News Today, ada beberapa penyebab yang menyebabkan kehamilan terjadi, seperti IUD bergeser dari tempatnya atau posisinya berubah. Terkadang, wanita tidak menyadari bahwa IUD-nya telah bergeser sehingga efektivitasnya menjadi berkurang.
Bahaya Kehamilan dengan IUD Terpasang
Namun yang harus diperhatikan adalah bila terjadi kehamilan saat IUD masih terpasang, ternyata memiliki berbagai risiko berbahaya, seperti:
ADVERTISEMENT
1. Kehamilan Ektopik
Wanita yang hamil saat memakai IUD lebih mungkin untuk mengalami kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik terjadi ketika embrio berkembang di luar rahim --biasanya di saluran tuba. Kondisi ini jarang terjadi, namun bisa parah jika tidak segera diobati karena dapat menyebabkan pendarahan internal dan infeksi.
2. Keguguran
Hamil saat menggunakan IUD juga meningkatkan risiko keguguran. Ya, keguguran terjadi apabila kehamilan berakhir spontan sebelum minggu ke-20. Pada saat itu, janin tidak cukup berkembang untuk bertahan hidup di luar rahim. Jadi, bila sudah mengetahui kehamilan, segera lepaskan IUD untuk mencegah keguguran, Moms.
Tanda-tanda Kehamilan saat Pakai IUD
Jika bicara tanda-tandanya, wanita yang hamil saat pakai IUD mungkin akan mengalami gejala kehamilan umum seperti mual, kelelahan, telat haid, perubahan suasana hati, hingga payudara lebih sensitif.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Scary Mommy, American College of Obstetricians and Gynecologists menjelaskan, gejala kehamilan ektopik yang mungkin terjadi termasuk pendarahan vagina secara tidak normal, nyeri punggung bawah, ngidam, nyeri di perut atau panggul, dan kram ringan di satu sisi panggul. Di samping gejala yang dialami, Anda juga mungkin perlu memastikan apakah tali IUD berada di tempatnya atau tidak.
“Jika IUD dibiarkan, ada penelitian yang menunjukkan peningkatan risiko keguguran , kelahiran prematur, dan infeksi selama dan setelah persalinan. Jika IUD dapat dilepas dengan mudah, mungkin yang terbaik adalah melepasnya. Namun, ini juga dapat meningkatkan risiko keguguran. Risiko dan manfaat masing-masing harus didiskusikan dengan dokter," jelas Ahli Endokrinologi Reproduksi di New York, Dr. Anate Brauer.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, bila Anda menyadari ada yang berbeda dari senar IUD (panjang senar atau tidak rata), pendarahan hebat, kram tidak wajar hingga keputihan berlebihan, segeralah berkonsultasi dengan dokter kandungan.