Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bayi yang Lahir Lewat Operasi Caesar Lebih Berisiko Alergi, Ini Solusinya
24 November 2024 13:00 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Beberapa ibu mungkin sudah pernah mendengar informasi soal bayi yang lahir lewat operasi caesar lebih berisiko alergi. Ternyata, menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Ria Yoanita, SpA, hal itu memang benar, Moms.
ADVERTISEMENT
Sedangkan bayi yang lahir melalui persalinan pervaginam, dinilai akan lebih stabil atau lebih rendah risiko alerginya. Sebab, saat lahir, bayi akan terpapar oleh bakteri baik lewat vagina ibu. Seperti contohnya lactobacillus atau bifidobacterium.
"Yang mana dia punya peranan penting untuk menjaga saluran cerna atau keseimbangan," ujarnya.
Pentingnya Keseimbangan Mikrobiota Saluran Cerna Terhadap Kesehatan Anak
Mikrobioma usus dan mikrobiota usus merupakan semua mikroorganisme yang terdapat di dalam usus dan berperan penting mendukung fungsi dan sistem kekebalan tubuh. Sekitar 70-80% sel kekebalan manusia terdapat di usus sebagai saluran cerna, sehingga mikrobiota usus berperan penting dalam menjaga kekebalan tubuh.
Penanganan disbiosis usus pada anak harus segera dilakukan karena hal ini sangat penting bagi pertumbuhannya. Apabila tidak ditangani dengan baik, disbiosis usus dapat memengaruhi perkembangan sistem kekebalan anak dan meningkatkan risiko kerentanan terhadap penyakit, infeksi, dan alergi.
ADVERTISEMENT
Dampak Alergi Terhadap Pertumbuhan Anak
Dalam jangka pendek anak yang mengalami alergi salah satunya dapat berupa gangguan atau kenaikan berat badan seret (growth faltering) yang jika terus menerus dibiarkan dan tidak ditangani dengan baik maka akan meningkatkan risiko stunting pada anak.
"Stunting yang terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan dapat beresiko menurunkan IQ sebesar 4.2 poin dibanding anak yang tidak mengalami stunting. Sedangkan jika anak mengalami stunting dampak jangka panjangnya akan terjadi kemungkinan penuruan kualitas hidup hingga produktifitas kerja dimasa mendatang." jelas dr.Ria Yoanita SpA, menambahkan.
Ya Moms, hal itu senada dengan penelitian di Swedia yang dipublikasikan di Journal of Allergy & Clinical Immunology pada September 2018.
Riset ini menganalisis sejarah alergi pada lebih dari 1 juta anak yang lahir antara tahun 2001 hingga 2012 di Swedia. Semua anak-anak tersebut telah terdaftar di Swedish Medical Birth Register atau National Patient Register.
ADVERTISEMENT
Dari data ini, para peneliti kemudian membandingkan metode kelahiran, yaitu kelahiran normal atau operasi caesar. Operasi caesar kemudian dibagi menjadi caesar elektif atau tanpa indikasi medis dan operasi caesar karena darurat.
Para peneliti kemudian membandingkan cara-cara kelahiran anak-anak ini dengan alergi makanan yang mereka miliki.
Hasilnya diketahui, setelah 13 tahun, sebanyak 26.732 anak atau sekitar 2,5 persen dari total anak yang diteliti tersebut didiagnosis menderita alergi makanan. Yang menarik, risiko alergi ternyata sedikit lebih tinggi pada anak-anak yang lahir melalui operasi caesar.
Risiko memiliki alergi makanan pada anak-anak yang lahir karena metode caesar elektif 18 persen lebih tinggi, sementara anak-anak yang lahir melalui operasi caesar darurat memiliki peningkatan risiko hingga 21 persen untuk mempunyai alergi makanan ketimbang mereka yang lahir secara normal.
ADVERTISEMENT
ASI Eksklusif Bisa Kurangi Risiko Alergi pada Bayi yang Lahir Caesar
Meski begitu, kata dr. Ria Yoanita SpA, orang tua tak perlu berkecil hati jika memang harus melahirkan lewat operasi caesar. Apa pun metode persalinannya, setiap ibu pasti punya perjuangannya masing-masing.
Nah Moms, untuk meningkatkan bakteri baik untuk si kecil yang lahir lewat operasi caesar, ibu bisa mengusahakan pemberian ASI eksklusif.
ASI adalah sumber makanan terbaik untuk anak karena mengandung berbagai komponen penting, seperti protein, DHA dan AA yang penting untuk perkembangan otak, laktosa, prebiotik, HMOS, dan bakteri yang memberikan efek probiotik dan postbiotik untuk kesehatan usus dan sistem kekebalan tubuh.
Dalam jurnal PubMed, pantauan pada 150 anak dari lahir hingga berusia 17 tahun, juga menemukan bahwa ASI dapat mencegah timbulnya alergi, baik alergi makanan, eksim, maupun alergi pernapasan, selama masa kanak-kanak dan remaja.
ADVERTISEMENT
Hal itu karena, ASI mengandung antibodi sIgA dalam jumlah tinggi. Antibodi jenis ini berperan melapisi permukaan usus bayi yang masih sangat mudah ditembus protein asing. Sehingga, ASI membuat usus menjadi lebih rapat hingga akhirnya tidak mudah ditembus protein asing, Moms.
Namun, jika pada kondisi tertentu ASI belum tersedia atau ibu mengalami kesulitan dalam memberikan ASI eksklusif maka sebaiknya konsultasikan kepada dokter anak. Orang tua bisa berkonsultasi tentang alternatif terbaik agar anak tetap mendapat nutrisi yang dibutuhkan untuk mencegah dan memperbaiki dysbiosis mikrobiota ususnya.