Benarkah Obesitas Bikin IUD Bergeser?

30 Juni 2024 12:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KB IUD. Foto: New Africa/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KB IUD. Foto: New Africa/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang ibu membagikan pengalamannya yang terpaksa harus melepas IUD karena terjadi perdarahan. Ibu dengan akun Tiktok @sharahfebriaramadhan itu mengaku mengalami pendarahan hingga 7 minggu.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, setelah mengalami pendarahan, ia dan suami memutuskan berkonsultasi ke dokter. Menurutnya, pendarahan terjadi karena KB IUD bergeser sejauh 1 cm dari titik semula.
"Pengaruh obesitas itu buat KB IUD aku jadi bergeser 1 cm. Karena lemak yang semakin banyak menghimpit si KB ini. Akhirnya dokter nyaranin aku untuk lepas IUD agar tidak pendarahan lagi," tulis @sharahfebriaramadhan dalam unggahan di akun TikToknya.

Kata Dokter soal Penyebab KB IUD Bergeser

Menanggapi hal itu, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Andrew Yurius Christian, SpOG, memiliki pendapat lain. Ia menyebut posisi KB IUD tidak bergeser akibat kegemukan.
Menurutnya, KB IUD dapat bergeser karena aktivitas yang dapat menyebabkan pergeseran, seperti olahraga berat dan pergerakan ekstrem.
ADVERTISEMENT
"Pada kasus di atas efek samping IUD copper yaitu perdarahan yang membuat dokter memutuskan melepas IUD-nya," ujar dr. Andrew kepada kumparanMOM, Sabtu (29/6).
Ilustrasi mengecek KB IUD. Foto: Allo4e4ka/Shutterstock
Artinya, kegemukan tidak berpengaruh ke kondisi rahim. Menurut dr. Andrew tidak ada jaringan lemak di rahim. Di sisi lain, kondisi yang dialami pemilik akun @sharahfebriaramadhan dapat berbahaya.
"Bahaya IUD bergeser adalah tujuan ber-KB tidak tercapai yaitu kemungkinan terjadi kehamilan," kata dr. Andrew.
Jika terdapat keluhan seperti benang yang semakin teraba, perdarahan, hingga nyeri, disarankan untuk segera kontrol ke dokter untuk memastikan lokasi IUD apakah masih tepat pada tempatnya.