Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mom Junction melansir, diet intermittent fasting menyebabkan kadar glukosa menurun dan oksidasi asam lemak meningkat dalam waktu singkat.
Umumnya, diet puasa dilakukan dengan perbandingan 16:8, yang terdiri dari 16 jam puasa dan 8 jam untuk makan normal. Ada juga yang melakukan dengan perbandingan 5:2 hari, yaitu 5 hari untuk makan normal, dan 2 hari puasa.
Nah, bagaimana bila ibu hamil ingin melakukan diet intermittent fasting, boleh enggak, ya?
Penjelasan soal Diet Intermittent Fasting untuk Ibu Hamil
Saat hamil, ibu perlu memastikan kecukupan nutrisi agar diri sendiri dan bayi di dalam kandungan sehat. Para ahli umunya tidak menyarankan ibu hamil untuk melakukan diet tanpa persetujuan dokter, karena dikhawatirkan nutrisi hariannya tidak tercukupi.
ADVERTISEMENT
Salah satu penelitian yang melibatkan 168 ibu hamil pada 2006, menunjukkan, intermittent fasting bisa meningkatkan risiko hipoglikemia atau kadar gula darah rendah, hingga keguguran. Ya Moms, kadar gula darah rendah bisa membuat ibu hamil lemas.
Padahal, jumlah asupan nutrisi yang perlu ibu hamil konsumsi setiap harinya adalah minimal 2.200 kilo kalori, yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Sementara bila melakukan diet khusus, ada beberapa nutrisi yang jumlahnya perlu dibatasi.
Oleh karena itu, sebagai gantinya ibu hamil disarankan untuk menerapkan pola makan atau gaya hidup sehat. Yang jelas, sebelum memutuskan untuk menurunkan berat badan saat hamil atau melakukan diet, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu untuk mengantisipasi terjadinya gangguan perkembangan janin dan kesehatan ibu hamil.
ADVERTISEMENT