Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Cacar Air Merebak, Sekolah di Cilegon dan Tangsel Pulangkan Murid hingga PJJ
26 Oktober 2024 11:51 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Antara, Kepala Sekolah SDN Blok I Cilegon, Buang Safrudin, mengungkapkan 33 siswa dari kelas 1B terpaksa dipulangkan untuk mencegah penularan cacar air ke murid lainnya. Para siswa mengalami gejala seperti demam tinggi, serta timbul bintik ruam dan berair serta gatal-gatal di sekujur tubuh.
"Antisipasi penyebaran yang menyeluruh, maka kita putus di kelas, karena yang banyak itu di kelas 1 B. Maka yang lainnya hari ini istirahat dulu di rumah. Belajar bukan berarti diliburkan ya, tetapi untuk antisipasi saja dipulangkan lebih awal," ujar Safrudin.
Dari kelas tersebut, didapati 15 anak tertular dari tiga siswa di kelas itu yang sudah mengalami cacar air terlebih dahulu. Orang tua murid juga sudah diminta agar anak-anaknya dibawa berobat.
ADVERTISEMENT
Kasus serupa juga terjadi di SMPN 8 Tangerang Selatan, yakni sebanyak 43 murid terkena cacar air dan gondongan. Awal mulanya, sekolah tersebut melangsungkan ujian tengah semester (UTS) pada September 2024. Rupanya, sudah ada siswa yang mengalami gejala cacar air dan gondongan.
Pihak sekolah sebenarnya telah meminta orang tua murid agar tidak memaksakan anaknya yang sakit untuk masuk. Tetapi, beberapa siswa tetap memaksakan hadir dalam kondisi sakit, hingga akhirnya penyebaran cacar air dan gondongan meluas.
Jumlah murid SMPN 8 Tangsel yang sakit bertambah hingga 102 orang, namun tidak semuanya terkena cacar air dan gondongan. Dari jumlah tersebut, 43 di antaranya mengalami dua penyakit tersebut.
Untuk mencegah penularan semakin meluas, pihak sekolah yang sudah berkoordinasi dengan puskesmas dan Dinas Pendidikan Kota Tangsel telah menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama dua minggu hingga 31 Oktober 2024. Sejauh ini, jumlah murid yang sakit cacar air dan gondongan sudah berkurang.
ADVERTISEMENT
Seputar Cacar Air pada Anak dan Pengobatannya
Cacar air merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus Varicella zoster dan infeksinya sangat menular. Penularan akan semakin meluas jika terjadi kontak langsung dengan cairan dari lepuhan cacar atau melalui droplet, saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Cacar air bisa menginfeksi seseorang, bahkan sejak bayi. Menurut dokter spesialis anak, dr. Reza Abdussalam, Sp.A, hampir 90 persen kejadian cacar air dialami oleh anak-anak di bawah 10 tahun.
Gejala awal cacar air yang perlu diwaspadai adalah demam, lemah dan lesu, dan timbul ruam di tubuh, termasuk selaput lendir seperti mata, mulut, atau genital.
"Yang membedakan varisela dengan Mpox (cacar monyet) adalah Mpox terjadi pembesaran kelenjar getah bening di lipatan, seperti di leher atau ketiak. Dan pada mpox terjadinya ruam bentuknya seragam, sementara varisela ruamnya tidak seragam," tutur dokter yang praktik di RS Brawijaya Antasari itu.
ADVERTISEMENT
dr. Reza menjelaskan, cacar air bisa dikatakan penyakit selflimiting disease atau bisa sembuh dengan sendirinya. Dan sebagian besar anak yang mengalami cacar air memiliki gejala yang ringan. Perlukah ada pengobatan khusus pada anak dengan cacar air?
"Terapi hanya bersifat suportif dan simptomatik, lakukan isolasi di rumah, beristirahat yang cukup, hidrasi dan makan yang baik. Bila diperlukan, pemberian calamine lotion pada lesi kulit, dan mandi secara teratur," jelas dr. Reza.
Namun, anak dengan cacar air juga bisa menyebabkan komplikasi, seperti pneumonia, bahkan di kemudian hari bisa berkembang menjadi herpes zoster.
"Dan berbahaya jika terkena pada ibu hamil dan bayi. Pemberian vaksin varisela dapat diberikan sejak anak usia 12-18 bulan, diberikan sebanyak dua kali pemberian," tutup dia.
ADVERTISEMENT