Cara Membedakan Cairan Ketuban dan Keputihan

4 Oktober 2022 13:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil buang air kecil atau pecah ketuban.  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil buang air kecil atau pecah ketuban. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Mendekati waktu melahirkan, ibu hamil akan mengalami beberapa gejala umum seperti keputihan yang meningkat dan pecah ketuban. Keputihan yang meningkat biasanya terjadi 1-2 minggu sebelum waktu kelahiran bayi, sementara pecah ketuban bisa terjadi sejak 24-48 jam sebelum melahirkan atau bahkan lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Saat mengalami pecah ketuban, sebagian ibu hamil akan merasakan sensasi kebocoran air yang deras di antara kedua kakinya. Namun, beberapa ibu hamil lainnya mungkin hanya mengalami tetesan air yang tidak menimbulkan sensasi kebocoran, sehingga hanya meninggalkan flek seperti keputihan pada celana dalamnya.
Hal ini mungkin membuat ibu hamil sulit mengenali apakah ia benar-benar mengalami pecah ketuban atau sekadar keputihan. Lantas, bagaimana cara membedakannya?

Kata Ahli soal Cara Membedakan Cairan Ketuban dan Keputihan

Keputihan saat hamil. Foto: Getty Images
Moms, cairan ketuban adalah bantalan air yang merupakan pelindung bayi saat berada di dalam rahim. Air ketuban berada di dalam sebuah kantung yang terus bertumbuh bersama bayi selama kehamilan. Air ketuban biasanya tidak berbau yang berwarna kuning terang atau bening.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, keputihan umumnya berwarna bening, putih susu, kuning gelap atau kecoklatan dan bertekstur lebih kental atau seperti krim. Oleh karenanya, tekstur cairan ketuban dan keputihan sebetulnya sangat berbeda.
“Jadi sebenarnya ada perbedaan besar antara cairan ketuban dan keputihan. Cara untuk mengetahui apakah itu ketuban yang pecah atau keputihan adalah dengan memperhatikan konsistensi cairan itu sendiri,” jelas Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi di Memorial Hermann Sugar Land Hospital, Dr. Kelli Burroughs, MD, seperti dikutip dari Romper.
Hal yang sama juga disampaikan oleh seorang perawat persalinan dan pendiri Mommy Labor Nurse, Liesel Teen, BSN, RN, yang menyampaikan bahwa air ketuban dan keputihan di akhir kehamilan memiliki konsistensi yang berbeda.
“Keputihan biasanya jauh lebih lengket atau terasa licin, seperti putih telur, sementara cairan ketuban benar-benar seperti air konsistensinya,” ungkap Liesel.
Ilustrasi ibu hamil buang air kecil atau pecah ketuban. Foto: Shutter Stock
Meski begitu, Liesel sebagai perawat dan juga ibu yang pernah mengalaminya setuju bahwa terkadang sulit bagi beberapa ibu untuk membedakan keduanya meski memiliki konsistensi yang berbeda.
ADVERTISEMENT
“Karena peningkatan keputihan sangat umum terjadi pada kehamilan, dan kadang-kadang ketika ketuban pecah itu seperti tetesan bukan semburan air besar. Sehingga, wajar jika mereka (ibu) sulit untuk mengenalinya,” lanjut Liesel.
Artinya, sangat penting bagi ibu hamil untuk memahami tanda-tanda pecah air ketuban, sehingga mereka bisa segera mengambil tindakan yang tepat dan tidak mengabaikannya. Menurut Dr. Kelli, tetesan yang diakibatkan pecah ketuban akan berlangsung secara terus-menerus dengan volume dan frekuensi yang meningkat. Jika itu benar pecah ketuban, Anda mungkin akan segera mengalami kontraksi sebagai tanda awal persalinan, Moms.