Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Putri Titian Hadapi Berkurangnya Kemampuan Sosial Anak Akibat Pandemi
29 Juli 2022 12:31 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Aktivitas pengasuhan pun makin menantang karena kala itu Iori dan Iago masih berusia balita , salah satunya untuk bersosialisasi dengan banyak orang.
“Memang mereka ini tumbuh kembangnya itu di masa pandemi, terutama Iago. Dia baru 1,5 tahun lagi belajar ngomong, tiba-tiba pandemi. Harusnya dia dapat stimulasi, ada interaksi dari orang lain, segala macam, tapi ternyata pandemi kan semua serba terbatas,” ungkap Tian dalam acara Hari Anak Hebat Nasional yang diadakan Bebelac secara daring, Sabtu (23/7) lalu.
Akibat kurang mendapatnya stimulasi dan kesempatan berinteraksi secara langsung, Iago pun kini jadi sulit beradaptasi dan cenderung malu saat bertemu dengan orang baru.
Tak hanya Iago, Iori juga merasakan dampak dari pandemi. Meski sebelumnya sempat mendapat kesempatan untuk belajar berinteraksi dengan orang lain, aktivitas yang terbatas di rumah saja selama dua tahun pun turut mengubah perilakunya. Ia jadi terlalu antusias saat melihat hal baru dan sulit untuk fokus.
ADVERTISEMENT
“Sekolah online dua tahun di rumah, semua serba terbatas. Tiba-tiba kemarin sempat tatap muka tiga kali seminggu, itu jatunya jadi over-reacting,” ujar Tian.
Istri Junior Liem itu tak menampik merasa khawatir tentang tumbuh kembang kedua putranya tersebut, terutama saat sekolah tatap muka nanti. Ia takut kedua anaknya belum siap menghadapi kenyataan, seperti sulit berbagi dengan teman dan tidak bisa fokus belajar.
Cara Putri Titian Beradaptasi di Masa Transisi sebagai Orang Tua
Saat ini, pandemi COVID-19 dinilainya sudah lebih baik dan berbagai aktivitas khususnya di luar ruangan sudah lebih longgar. Kesempatan inilah yang dimanfaatkan Tian untuk kembali mengembangkan keterampilan sosial kedua putranya.
“Sekarang aku udah mulai buat bikin daily planner. Jadi, sehari itu anak-anak tuh sudah tahu, Iori – Iago mau ngapain, bangun jam berapa, terus nanti mau ngapain aja. Jadi semua kegiatan sehari itu sudah terarah,” ungkap Tian.
ADVERTISEMENT
Tian menyebutkan, daily planner tersebut juga membantu Iori dan Iago agar lebih disiplin dan dapat mengejar tahap perkembangan yang sempat terhambat selama pandemi.
Selain membuat daily planner, wanita berusia 31 tahun itu juga sering mengajak anak-anaknya beraktivitas di luar ruangan, seperti olahraga, main di taman kompleks, dan bertemu dengan orang baru. Mereka juga mulai dikenalkan pada anggota keluarga besar lainnya.
“Terus juga yang lebih penting lagi selalu jaga nutrisinya, karena kan kalau anak kita sehat, pasti dia siap menerima apapun di luar sana,” lanjut Tian.
Menurut Tian, di luar sana, mungkin ada banyak orang tua yang merasakan tantangan sepertinya. Ia berharap orang tua dapat saling bekerja sama, dan membantu anak untuk mengejar keterlambatan perkembangan yang mungkin dialami si kecil.
ADVERTISEMENT
“Memang kita sebagai orang tua kayaknya dituntut lebih kreatif, gimana caranya bisa ngedukung anak ini biar bisa ngelewatin ini semua,” pungkas Tian.