Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Sabai Morscheck soal Anaknya yang Masih Ngompol saat Toilet Training
25 Juli 2023 9:12 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Mengajari anak untuk buang air kecil dan besar pada tempatnya atau yang disebut toilet training memang tidak mudah. Butuh proses dan waktu yang lama sampai si kecil bisa beradaptasi dengan baik. Fase ini pula yang sedang dijalani oleh ibu dua anak, Sabai Morscheck.
ADVERTISEMENT
Lewat unggahan di laman Instagram pribadinya, istri Ringgo Agus Rahman itu berbagi cerita soal putra bungsunya, Mars, yang masih sering mengompol di awal masa toilet training-nya.
“Kemarin toilet training hari ke 3 buat si Mars, udah lebih lancar walaupun ke toiletnya buat pipis masih kudu diajak tiap 30 menit. Hari pertama kedua tentu aja ada insiden ngompol dan pup di celana, ngompol di pangkuanku juga udah. Yang juga lagi potty training anaknya semangat. Yuk kita bisa yuk,” kata Sabai dalam keterangannya.
Menurut Sabai, putranya itu punya kebiasaan minum air putih yang sangat banyak. Sehingga, kandung kemihnya mudah penuh dan ia harus mengantar Mars ke toilet setiap 30 menit. Jika tidak, maka tentu saja buah hatinya itu akan mengompol.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana caranya agar toilet training anak sukses?
Tips Sukses Ajari Anak Toilet Training
Lihat Kesiapan Anak
Sebelum melatih anak untuk buang air kecil dan besar di toilet, penting bagi orang tua untuk melihat dulu kesiapan si kecil secara fisik, psikologis, sikap dan kognitifnya.
Secara fisik, pastikan anak sudah mampu berjalan hingga stabil, berkemih cukup dan rutin, otot kandung kemihnya sudah cukup kuat untuk menahan tidak mengompol ketika tidur sekitar 2 jam.
Sedangkan, secara psikologis, ia siap untuk mendapat toilet training ditandai dengan dapat mengikuti arahan dari Anda, dapat stabil duduk tenang, tidak jijik toilet, cukup mandiri untuk melakukan berbagai hal sendiri dan tidak rewel.
Terakhir, anak Anda perlu siap juga secara kognitif. Seperti, mengerti tanda-tanda kapan ia perlu pergi ke toilet, bisa mengikuti instruksi dengan baik, dan sudah mengerti istilah pipis atau buang air besar.
ADVERTISEMENT
Kenalkan Fungsi Toilet
Beri tahu si kecil tentang cara kerja toilet dalam membersihkan kotorannya. Kotoran yang masuk ke dalam toilet kemudian di-flush, lalu Anda akan mencebokinya setelah itu. Katakan padanya bahwa ia tak perlu takut mendengar suara bising dari flush.
Ajarkan pula cara ia melepas dan menggunakan kembali celana dalam. Biasannya, pada usia 2 tahun anak sudah bisa secara mandiri melakukannya.
Atur Jadwal
Mulailah mengatur jadwal anak perlu ke toilet, Moms. Misalnya, setelah bangun tidur, setelah makan siang, atau sebelum tidur. Sampaikan juga pada si kecil, ia bisa mengatakan 'Ibu, aku mau pipis' saat ia merasa perlu ke toilet di luar jadwal itu.
Buat Menyenangkan
Sebaiknya, orang tua tidak menjadikan fase toilet training sebagai tekanan bagi anak. Tapi, jadikan kegiatan tersebut sebagai hal yang menyenangkan. Misalnya, lakukan sambil bercerita atau mendongeng tentang seorang anak yang mandiri dan pintar saat melakukan toilet training --sama halnya seperti yang tengah dilakukan anak Anda.
ADVERTISEMENT
Beri Apresiasi
Saat anak berhasil melakukan toilet training dan tak mengompol, jangan lupa berikan pujian kepadanya. Ucapan seperti “kamu hebat” dan memberikan pelukan hangat bisa menjadi apresiasi sederhana yang diberikan. Ini juga akan menjadi motivasi anak untuk belajar lagi tentang toilet training.