Dinkes Kulon Progo Pastikan Hasil Lab 5 Anak yang Suspek Radang Otak JE Negatif

15 November 2023 17:28 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi otak  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi otak Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Beberapa hari lalu Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, DIY, melaporkan ada 5 orang anak yang dinyatakan suspek radang otak Japanese Encephalitis (JE). Salah satu dari 5 anak tersebut dinyatakan meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Kini hasil lab kelima anak tersebut telah keluar. Mereka dinyatakan negatif JE.
"Iya (semua) negatif," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo, Rina Nuryati, melalui sambungan telepon, Rabu (15/11).
Rina mengatakan, satu anak yang meninggal sebelumnya mengalami gejala mirip JE, yakni kejang hingga penurunan kesadaran sehingga anak tersebut masuk kategori suspek JE.
"Diagnosis yang meninggalnya karena apa kita nggak disebutkan. Gejalanya aja, apa yang muncul gitu. (Tapi bukan JE) karena hasil laboratoriumnya sudah pasti negatif," jelasnya.
Lima anak yang sebelumnya dikategorikan suspek ini memiliki gejala seperti JE. Antara lain demam, riwayat demam, atau penurunan kesadaran, ataupun kejang dan kelemahan otot.
"Ketika gejala-gejala muncul itu sudah wajib dijadikan suspek dan kirim sampelnya," katanya.
ADVERTISEMENT
Rina mengatakan, gejala JE mirip dengan infeksi otak lainnya sehingga terkadang sulit dibedakan.
"Untuk memastikan harus diperiksa laboratorium, makanya kalau infeksi otak sebagian besar gejalanya juga seperti itu. Jadi untuk memastikan harus periksa laboratorium dan dimasukkan ke dalam laporan suspek tadi," katanya.
"(Yang suspek ini) ada infeksi lain yang bukan disebabkan JE," pungkasnya.
Untuk mengenal lebih jauh apa itu JE, simak penjelasan di bawah ini, Moms.

Apa Itu Penyakit Radang Otak atau JE?

Ilustrasi bayi imunisasi atau mendapat vaksin. Foto: aslysun/Shuttterstock
Japanese Encephalitis adalah salah satu penyakit akibat infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab radang otak terbanyak di sebagian besar Asia dan Pasifik Barat, termasuk Indonesia juga. Pencegahannya bisa dilakukan dengan vaksinasi.
ADVERTISEMENT
Penyakit Japanese Encephalitis atau JE ini bisa menyebabkan kematian dan sebagian besar orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala. Biasanya, gejala penyakit radang otak muncul usai masa inkubasi 4-14 hari dari gigitan nyamuk. Pada anak, gejala awal biasanya berupa demam, anak tampak rewel, muntah, diare, dan kejang.
Sampai saat ini, belum ditemukan obat untuk mengatasi infeksi JE. Sehingga, bisa dicegah menggunakan vaksin dan sudah terbukti sangat efektif.

Aturan Vaksinasi JE

Menurut Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023, vaksinasi JE perlu diberikan pada anak sejak usia 9 bulan dan kemudian dilanjutkan booster saat usia 2 tahun.
Namun, vaksinasi JE sejauh ini hanya perlu diberikan bagi anak yang tinggal di daerah endemi atau akan memasuki daerah endemi.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia beberapa daerah yang pernah melaporkan kasus infeksi JE ini adalah Bali, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Yogyakarta, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Kepulauan Riau, dengan kasus JE terbanyak ada di Bali.