Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya Moms, plasenta akreta merupakan kondisi di mana plasenta yang tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim, sehingga tidak bisa terlepas secara alami setelah ibu melahirkan bayi. Plasenta akreta termasuk salah satu komplikasi kehamilan berisiko tinggi yang bisa membahayakan nyawa ibu hamil dan bayi di dalam kandungan.
Oleh sebab itu, ibu hamil perlu mengetahui tanda atau gejala yang mengarah pada kondisi plasenta akreta agar bisa lebih waspada. Apa saja?
Gejala Plasenta Akreta yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil
Sebenarnya, para ahli belum menemukan gejala pasti yang menunjukkan kondisi plasenta akreta pada ibu hamil. Tapi, kondisi ini biasanya bisa terdeteksi bila ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan ultrasonografi atau USG. Hal ini dijelaskan oleh ahli obstetri dan ginekologi, Monique Rainford, MD, seperti dikutip dari Very Well Health.
ADVERTISEMENT
Salah satu kondisi yang mungkin mengarahkan ibu hamil pada plasenta akreta adalah terjadinya pendarahan vagina di awal trimester ketiga kehamilan. Pendarahan ini biasanya berwarna merah cerah tanpa rasa sakit yang sering kali tidak disadari ibu hamil. Sebab, dalam beberapa kasus, pendarahan akan bercampur dengan keluarnya urine.
Jenis perdarahan ini juga bisa menjadi tanda masalah plasenta previa, yaitu ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh area serviks ibu hamil. Nah, kondisi plasenta previa yang parah bisa berkembang menjadi plasenta akreta yang berbahaya bagi ibu hamil dan bayi di dalam kandungan. Kebanyakan ibu hamil dengan plasenta akreta akan disarankan untuk melahirkan bayinya lebih awal atau prematur, hingga harus menjalani pengangkatan rahim (histerektomi).