Hasil Polling Mingguan kumparanMOM: 65% Ibu Pilih Pakai Gendongan Bayi

12 Juni 2022 18:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gendongan bayi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gendongan bayi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Keberadaan stroller dengan berbagai jenis memudahkan ibu bila ingin jalan-jalan bersama bayi. Begitu juga dengan gendongan bayi, Moms. Ya, kini banyak gendongan dengan motif yang menggemaskan dan beberapa jenis gendongan bahkan bisa digunakan sejak bayi baru lahir.
ADVERTISEMENT
Nah, bagaimana dengan Anda, Moms? Kalau ajak bayi jalan-jalan, lebih nyaman pakai stroller atau gendongan?
Hasil polling kumparanMOM di Instagram. Foto: kumparan
Berdasarkan hasil polling mingguan kumparanMOM periode Kamis (9/6) hingga Minggu (12/6) di akun Instagram @kumparanMOM, sebanyak 65% ibu lebih pilih menggunakan gendongan saat ajak bayi jalan-jalan. Sementara, 35% lainnya memilih menggunakan stroller.
Polling yang sama juga dilakukan di WA grup teman kumparan. Hasilnya, 56% ibu memilih untuk menggunakan gendongan bayi, sementara 44% ibu lainnya lebih nyaman menggunakan stroller saat jalan-jalan dengan si kecil.
Jalan-jalan bersama bayi menggunakan stroller maupun gendongan sama-sama diperbolehkan. Kendati demikian, tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ayah dan ibu demi kenyamanan dan keamanan si kecil.
Saat menggunakan stroller misalnya, pastikan untuk selalu mengunci roda jika sedang berhenti, dan sebaiknya gunakan lift daripada eskalator untuk naik ke lantai selanjutnya. Membawa stroller naik eskalator sangat berbahaya bagi bayi, pijakan yang tidak rata bisa membuatnya kehilangan keseimbangan hingga kemungkinan terbalik.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana dengan gendongan bayi?

Yang Perlu Diperhatikan saat Menggunakan Gendongan Bayi

Ilustrasi gendongan bayi. Foto: Shutter Stock
Sesuaikan dengan kondisi bayi
Memilih gendongan bayi untuk membawa si kecil jalan-jalan juga tak bisa sembarangan, Moms. Anda perlu menyesuaikannya dengan kondisi dan kebutuhan bayi. Beberapa di antaranya seperti, faktor usia, ukuran tubuh, hingga karakter si kecil yang tenang atau tidak bisa diam, misalnya.
Gendongan jenis baby wrap dan soft structured carrier (SSC) bisa digunakan sejak bayi baru lahir hingga usia balita. Sementara, jika si kecil sudah mulai aktif dan bisa duduk dengan tegak, Anda bisa memilih gendongan jenis hipseat yang dilengkapi dengan dudukan.
Pas dipakai
Saat mencoba aneka jenis gendongan bayi, seperti model tas ransel dan baby sling, pastikan, gendongan yang Anda pilih tidak terlalu kecil atau besar bagi bayi terutama jika berbentuk kantung. Gendongan yang terlalu kecil, bisa menyebabkan bayi kesulitan bernapas atau sesak. Selain itu, gerak bayi dan aliran darahnya bisa tersumbat akibat jeratan yang kuat dari gendongan terlalu kecil.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, gendongan bayi yang terlalu besar juga tidak baik bagi tumbuh kembang si kecil. Bayi bisa tenggelam di dalam gendongan dan menyebabkan tubuhnyamembungkuk. Dampaknya mungkin tidak sekarang, namun dalam jangka panjang tulang bekangnya bisa terganggu, Moms.
Gendongan bayi. Foto: Shutterstock
Berbahan kuat
Kualitas gendongan juga perlu diperhatikan dengan baik. Apalagi, ayah dan ibu mungkin akan menghabiskan banyak waktu saat jalan-jalan dengan si kecil. Pilihlah gendongan yang terbuat dari bahan kuat dan tidak elastis sehingga bentuknya tidak akan banyak berubah jika digunakan dalam waktu lama. Pastikan kain gendongan bisa kuat dan cukup lebar untuk menyangga punggung, leher, hingga kepala bayi.
Gendong dengan posisi M
Apapun jenis gendongan yang digunakan, sebaiknya selalu gendong bayi dengan posisi 'M' ya, Moms. Hindari menggendong bayi menggunakan posisi ‘C’, karena hal itu dapat membatasi aliran udara untuk si kecil. Jadi, pastikan Anda menggendong bayi dengan benar supaya tidak ada efek yang membahayakan si kecil.
ADVERTISEMENT