Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Infeksi Kehamilan yang Dapat Membahayakan Janin, Apa Saja?
22 Agustus 2024 15:55 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, tubuh secara alami telah memiliki antibodi yang dapat menghalau infeksi virus atau bakteri. Bahkan, ada beberapa vaksin yang diberikan dari sebelum kehamilan untuk memberikan proteksi pada ibu hamil terhadap berbagai macam infeksi.
Meski begitu, tidak semua ibu hamil memiliki kekebalan tubuh yang kuat. Bila tidak dicegah, dikhawatirkan bisa memengaruhi kehamilan, seperti risiko keguguran, persalinan prematur, hingga bayi cacat lahir.
Beberapa Infeksi Kehamilan yang Dapat Membahayakan Janin
Agar infeksi tidak sampai dialami Anda yang sedang hamil, yuk pahami beberapa infeksi pada kehamilan yang patut diwaspadai:
1. Bakteri Vaginosis
Dikutip dari laman National Institute of Child Health and Human Development, ini merupakan infeksi vagina yang paling umum terjadi pada wanita usia reproduksi, dan termasuk infeksi menular seksual. Bila ibu hamil mengalaminya, maka ada kemungkinan bayi akan lahir secara prematur.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini diakibatkan oleh perubahan keseimbangan bakteri yang biasanya hidup di vagina. Bila Anda melakukan hubungan seksual tanpa pengaman seperti kondom, maka dapat meningkatkan risiko infeksi yang satu ini.
2. Cacar Air (Varicella)
Cacar air juga bisa dialami ibu hamil, terutama bagi Anda yang belum pernah mengalaminya. Gejala yang paling sering muncul adalah timbul bercak-bercak merah di seluruh tubuh yang berisi cairan dan bisa pecah. Kemudian, bisa diikuti dengan gejala lain seperti sakit kepala, nyeri otot hingga penurunan nafsu makan.
Sebenarnya, ibu hamil mengalami cacar air bisa sembuh selama mengikuti pengobatan, dan tanpa membahayakan janinnya. Namun, patut diwaspadai bila cacar air terjadi di awal kehamilan, karena berisiko kecacatan atau kematian pada janin.
ADVERTISEMENT
3. Hepatitis
Virus hepatitis B yang terjadi saat kehamilan dapat menginfeksi janin. Kemungkinan penularannya tergantung pada kapan ibu tertular selama kehamilan. Jika infeksi virus hepatitis B terjadi, maka janin dapat tertular.
Bayi baru lahir yang terinfeksi pun memiliki risiko tinggi untuk menjadi pembawa virus Hepatitis B dan menularkannya kepada orang lain. Bila sampai tertular, maka bayi bisa mengalami penyakit hati kronis atau kanker hati di kemudian hari.
Waspadai juga risiko hepatitis C, yang penyebarannya juga melalui darah dan membahayakan organ hati. Bayi baru lahir dengan hepatitis bisa memiliki berat badan lebih rendah dan perlu perawatan neonatal yang intensif.
4. Rubella
Tertular rubella, maka bisa membahayakan janin. Ya Moms, ibu hamil yang tertular rubella dapat menyebabkan masalah kehamilan, serta kelainan bawaan pada bayi.
ADVERTISEMENT
Penyakit ini sebenarnya bisa dicegah lewat imunisasi yang dilakukan sebelum hamil. Sehingga, pastikan Anda telah melengkapi vaksinnya agar tidak mengalami masalah kehamilan yang dapat membahayakan ibu dan janinnya.
5. Sifilis
Sifilis dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke janinnya selama kehamilan. Akibatnya, dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, lahir mati, dan dalam beberapa kasus dapat menimbulkan kematian segera setelah lahir.
Pada bayi yang lahir hidup namun tidak mendapat pengobatan, maka bisa mengalami berbagai masalah pada organ tubuhnya. Termasuk di antaranya otak, mata, telinga, jantung, kulit, gigi, hingga tulang.
6. Gonore
Infeksi gonore pada kehamilan yang tidak diobati bisa menyebabkan terjadinya keguguran, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, ketuban pecah dini, hingga infeksi pada cairan ketuban.
ADVERTISEMENT
Gonore juga dapat menginfeksi bayi saat dilahirkan lewat vagina. Jika tidak segera mendapat pengobatan, maka bayi dapat mengalami infeksi mata hingga kebutaan. Sehingga, mengobati gonore segera setelah terdeteksi pada ibu hamil bisa mengurangi risiko penularan.
7. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah infeksi yang dapat terjadi ketika Anda mengonsumsi daging belum matang, atau kotoran kucing yang terinfeksi. Pada seseorang yang tidak dalam kondisi hamil, sebenarnya hanya bergejala ringan.
Namun, bila parasit berpindah dari ibu hamil ke janin yang sedang berkembang, maka bayi akan lahir dengan cacat intelektual, kebutaan, atau masalah kesehatan lainnya. Sehingga, bila Anda memelihara hewan peliharaan di rumah, maka hindari dulu untuk sementara membersihkan atau mengganti kotak kotorannya. Kemudian, gunakan sarung tangan karet bila terpaksa harus membersihkan kotoran hewan, atau pun saat berkebun.
ADVERTISEMENT