Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun sudah dimulai secara bertahap sejak 14 Desember 2021. Pemberian vaksinasi tersebut merupakan upaya pemerintah untuk melindungi anak dari potensi penularan COVID-19 terutama varian Omicron . Terlebih, anak adalah salah satu kelompok yang sangat rentan terinfeksi virus, sehingga membutuhkan perlindungan tambahan untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.TropPaed, yang juga merupakan dokter spesialis anak, memberikan pandangannya terkait KIPI atau efek samping dari pemberian vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun.
Menurutnya, dampak dari vaksinasi anak cenderung lebih rendah dibandingkan pada orang dewasa.
“Dari segi umur, KIPI pada usia muda lebih rendah dari yang usia produktif dan lansia. Jadi tidak benar jika KIPI pada anak lebih tinggi,” kata Hindra dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/1).
Ya Moms, berdasarkan data Komnas KIPI, persentase KIPI serius berdasarkan kelompok usia yakni pada usia 31-45 tahun jumlah laporan KIPI sebanyak 122 kasus, pada usia 18-30 tahun 97 kasus, usia di atas 59 tahun 77 kasus, usia 46-59 tahun 68 kasus, usia 12-17 tahun terdapat 19 kasus, dan untuk usia 6-11 tahun dilaporkan ada 1 kasus KIPI serius.
Dengan tingkat KIPI serius yang jauh lebih rendah, membuktikan bahwa pemberian vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun aman, sehingga orang tua tidak perlu khawatir.
ADVERTISEMENT
“Dari uji klinis fase 1 dan 2 vaksin Sinovac yang telah kami lakukan pada anak dan remaja usia 3-17 tahun menunjukkan bahwa reaksi yang dialami cenderung ringan, mayoritas mengalami nyeri lokal, diikuti demam dan batuk. Juga tidak ada laporan yang KIPI serius pada kelompok yang diberi vaksin,” jelasnya.
“Sementara itu, untuk vaksin Pfizer efek samping yang paling dominan muncul adalah kemerahan, kemudian kelelahan, sakit kepala dan menggigil,” tambahnya.
Efek Samping atau KIPI pada Anak Usai Vaksinasi Corona
Moms, sebelumnya orang tua perlu paham dulu bahwa KIPI yang muncul usai pemberian vaksin adalah hal yang wajar. Itu merupakan bentuk respons tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan.
Prof. Hindra menekankan berbagai efek samping yang muncul usai pemberian vaksinasi COVID-19 merupakan bentuk respons tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan.
ADVERTISEMENT
“Yang harus diperhatikan adalah, derajat efek samping dari vaksinasi, sebab KIPI memiliki reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang, ada yang bereaksi ringan hingga berat,” ungkapnya.
Terkait dengan reaksi ringan, Prof. Hindra menyarankan agar setelah divaksinasi, anak segera beristirahat. Apabila muncul demam, dianjurkan segera minum obat sesuai dosis dan cukup minum air putih. Kalau ada nyeri di tempat suntikan, tetap usahakan untuk menggerakkan tangan dan kompres dengan air dingin.
“Apabila terjadi demam setelah 48 jam penyuntikan vaksinasi, anak harus segera isolasi mandiri dan melakukan tes COVID-19. Jika keluhan tidak berkurang, bisa menghubungi nomor kontak petugas kesehatan yang tertera di kartu vaksinasi atau fasyankes terdekat,” ungkapnya.
Nah Moms, sekali lagi, Prof. Hindra berharap, ke depannya banyak orang tua yang segera mengajak anak untuk vaksinasi agar si kecil terhindar dari penularan virus corona.
ADVERTISEMENT
“Anak harus divaksinasi agar kekebalan tubuhnya terbentuk, karena proporsi kasus COVID-19 pada anak terus meningkat. Anak juga bisa terkena long COVID-19, jadi harus kita lindungi agar mereka tetap sehat,” pungkasnya.